KILASBANDUNGNEWS.COM – Sebanyak 140 proposal dari 60 perguruan tinggi serta politeknik dan vokasi dari seluruh Indonesia mengikuti Panah Merah Innovation Award (PMIA) 2022, yang digelar oleh PT East West Seed Indonesia atau Ewindo.
Managing Director Ewindo, Glenn Pardede mengatakan, PMIA merupakan program tahunan yang digelar sejak tahun 2015. PMIA sebagai bentuk komitmen untuk secara berkelanjutan mendorong semangat inovasi guna meningkatkan daya saing ekonomi.
“Hal ini juga sejalan dengan salah satu nilai Ewindo, yaitu senantiasa berjuang untuk memberikan hasil yang luar biasa melalui inovasi,” kata Glenn, di sela-sela acara Seminar Nasional, rangkaian acara PMIA 2022 di Bale Sawala, Kampus Universitas Padjajaran Jatinangor, Selasa (18/10/22).
PMIA yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 November 2022 bertempat di kantor Ewindo Purwakarta dan mengundang perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi mengirimkan tulisan inovatif bertema Healthy Lifestyle.
Dari keseluruhan peserta tersebut akan dipilih 10 peserta terbaik yang kemudian 5 besar terbaik akan diundang ke kantor untuk mengikuti babak final dan mempresentasikan hasil karyanya.
Dalam rangkaian PMIA 2022 kali ini juga digelar Seminar Nasional bertema “Healthy Lifestyle: My Food My Health through Fruit and Vegetables” dengan harapan bisa menjadi salah satu acara yang dapat mendorong program pemerintah mengatasi permasalahan ketidakseimbangan gizi atau dikenal dengan triple burden disease yaitu stunting, wasting dan obesities.
“Seminar Nasional Healthy Lifestyle yang bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Unpad ini, diharapkan bisa memperluas kerjasama Ewindo dengan Instansi Pendidikan dalam mencapai tujuan terkait,” ucap Glenn.
“Pemenuhan kebutuhan gizi juga merupakan target penting dari Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang merupakan kesepakatan pembangunan global,” imbuhnya.
Glenn menerangkan bahwa sebagai salah satu industri yang bergerak dalam produksi benih sayuran, kita memiliki salah satu misi untuk meningkatkan konsumsi sayuran di Indonesia.
“Bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, baik instansi pemerintah, instansi pendidikan maupun pihak swasta, kita kerap menjalin kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inoveasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Hendarmawan mengatakan, Unpas siap melakukan kolaborasi maupun kerjasama dengan pihak-pihak lain termasuk dari kalangan swasta, dalam upaya untuk pengembangan riset-riset.
“Dengan pengembangan inovasi-inovasi dari riset yang terpenting adalah dapat manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Dan hasil riset diharapkan juga dapat meringankan beban masyarakat khususunya para petani dalam mendapatkan bibit unggul,” kata Hendarmawan.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (PUSDATIN, 2018) konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan pangan dan gizi/nutrisi seimbang.
Sayur dan buah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya mengandung vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Pemenuhan kedua bahan tersebut turut berperan dalam pencegahan penyakit kronis tidak menular.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat konsumsi sayuran di Indonesia selama kurun waktu tahun 2014-2019 hanya sebesar 51,9-60,7 kg/kapita/tahun dan meningkat menjadi 76,2 kg/kapita/tahun pada tahun 2020. Namun, angka tersebut masih jauh dari ambang yang ditetapkan oleh WHO yaitu 146 kg/kapita/tahun. (Parno)