Bandung – Reformasi Indonesia yang disuarakan 20 tahun lalu hingga kini dinilai masih belum memuaskan. Sejumlah gerakan sosial yang semula diharapkan mampu memperbaiki kehidupan kebangsaan dan kenegaraan ke arah yang lebih baik ternyata tidak terjadi.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Yayat Hidayat mengatakan, kondisi yang dinilai masih minimnya perubahan menjadi kekecewaan sebagian kaum muda, terutama terhadap pemimpin yang tidak menepati janji.
“Saya berharap kaum muda berpartisipasi aktif dalam memilih pemimpin, terutama pada Pilgub Jabar 27 Juni mendatang. Dengan demikian diharapkan Pilgub Jabar akan menjadi sarana untuk mengawal reformasi Indonesia,” ucap Yayat saat ditemui di kantor KPU Jabar, Kamis (3/5/2018).
Menurut Yayat, meski sebagian kaum muda kecewa dengan kondisi politik nasional dan regional, kekecewaan tidak akan mengubah apapun tanpa partisipasi kaum muda.
“Harapan terhadap pemilih muda begitu tinggi karena jumlahnya lebih dari 50 persen dari total pemilih. Sedangkan tingkat partisipasi yang diharapkan dalam Pilgub Jabar mencapai 77 persen,” tuturnya.
Yayat menilai kekecewaan kaum muda bisa terobati jika pemilih muda merasa berkepentingan terhadap negara sebagai instrumen yang paling efektif meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu kaum muda juga harus percaya terhadap mekanisme pemilu sebagai instrumen demokrasi untuk melahirlan pemimpin berkualitas.
“Keterlibatan pemilih muda sangat penting, terutama untuk memilih pemimpin yang berkualitas,” pungkas Yayat.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung