KILASBANDUNGNEWS.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyediakan pelayanan kesehatan 24 jam di sejumlah puskesmas dan mendirikan pos pelayanan terpadu di beberapa lokasi banjir.
“Jadi terdapat tiga pelayanan kesehatan di Kabupaten Bandung Barat. 42 pos pelayanan kesehatan dan satu pos pelayanan terpadu di Kota Bekasi. Untuk daerah Kabupaten Bekasi ada 44 pelayanan kesehatan di puskesmas dan 60 posko pelayanan kesehatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jabar Juanita PF pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Jumat (3/1/2020).
Selain itu, sebanyak 50 Puskesmas di Kabulaten Karawang juga siaga memberikan pelayanan kesehatan.
“Yang kami sediakan obat-obatan. Dan obat-obatan masih terpenuhi oleh kabupaten/kota. Di posko dan Puskesmas ada lima orang yang piket dan terdiri dari dokter, perawat, serta bidan,” katanya.
Di tempat yang sama, Badan Amil Zakat (Baznas) Provinsi Jabar telah mendirikan dapur umum, mengirim ambulans, mendistribusikan 5.800 nasi kotak dan 8.000 dus air mineral, menyalurkan perahu karet, dan menyediakan mobil layanan.
“Sekarang masih proses pembersihan pascabencana. Kami sudah menyiapkan perlengkapan bayi dan mengirim relawan,” kata Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Jabar Tri Yanto.
“Kolaborasi semua pihak membuat penanganan dan penyelamatan berjalan cepat dan tepat. Semoga bermanfaat bagi semua,” tambahnya.
Sementara itu, Jabar Quick Response (JQR) melakukan sejumlah upaya penyelamatan dan penanganan bencana alam.
Ketua Harian JQR Hanief Mochammad mengatakan, JQR menerima dan menindaklanjuti 62 aduan darurat rescue.
“Kami juga menyelenggarakan tanggap bencana Jabar Memanggil. Lebih dari 21 komunitas Mapala dan Pecinta Alam yang sudah berkoordinasi melakukan penyelamatan,” katanya.
“Termasuk kebutuhan untuk penyelamatan. Memang yang dibutuhkan perahu karet dan motor boat, alhamdulillah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyerahkan river boat untuk melakukan evakuasi,” tambahnya.
Menurut Hanief, ada tiga hal yang sangat diperlukan oleh pihaknya yakni pertama adalah informasi yang faktual.
Kemudian, Sumber Daya Manusia (SDM) yang Tangguh dalam menyelesaikan dampak bencana dan pasca bencana dan terakhir, makanan dan pakaian layak pakai.
“Tinggal sekarang bagaimana semua pihak tetap mewaspadai tentang bencana kesehatan pasca-bencana ini. Terutama, di wilayah yang sulit diakses. Lalu, ada beberapa hal yang dibutuhkan, makanan siap saji, pakaian layak pakai, dan alat kebersihan,” katanya.***