Bandung – Kota Bandung membuka rangkaian kunjungan perdana Wali Kota Melbourne, Lord Major Sally Capp ke Indonesia. Ia memilih Kota Bandung karena hubungan eratnya dengan Melbourne yang terjalin sejak setahun lalu.
Untuk itu, Sally Capp tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berkeliling ke seluruh penjuru kota melihat berbagai sisi Kota Bandung. Sejak pukul 09.00 WIB, Sally telah tiba di Pasar Cihapit, Jumat (10/5/2019). Di sana, ia meminum teh hangat yang disediakan oleh Pak Bayu, si empunya kedai kopi satu-satunya di Pasar Cihapit.
Setelah itu, ia beranjak ke mini lab food security yang terletak tak jauh dari kedai kopi itu. Mini lab food security merupakan laboratorium kecil yang digagas oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung untuk memastikan produk pangan yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya.
Sally yang didampingi oleh Manajer Layanan Internasional & Masyarakat, David Livingstone, Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Spica Alphanya Tutuhatunewa, Wakil Konsulat untuk bagian protokoler, Perthalia Rosul, dan perwakilan dari Victoria Government di Jawa Barat Huda Albana juga menyaksikan demonstrasi pengujian bahan pangan di tempat itu.
Setelah itu, Sally mengunjungi mobil Kekasih Juara yang tengah membuka layanan konseling di Taman Cikapayang, Dago. Di sana, mobil berwarna merah muda tengah menanti kedatangan Sally.
Saat Sally datang, tim konseling sedang senam Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Dengan musik yang ceria, Sally dan rombongan pun mengikuti gerakan instruktur.
“Saya senang dengan kendaraan merah muda itu. Investasi terhadap kebahagiaan itu luar biasa, memahami bahwa setiap kita memiliki keinginan untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Mobil Kekasih Juara merupakan program Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan kesehatan mental warganya. “Kekasih” merupakan kependekan dari Kendaraan Silih Asih. Program ini melayani konsultasi kesehatan mental, mulai dari konsultasi kehidupan, karir, hingga terapi berhenti merokok.
Dari sana, Sally kemudian menuju Hutan Kota Babakan Siliwangi. Ia merasakan berjalan di atas jembatan terpanjang di ASEAN, dengan panjang lintasan 2,5 km di tengah hutan. Ia mengaku merasa senang berada di sana.
“Investasi terhadap lahan terbuka menurut saya adalah sesuatu yang mahal,” katanya.
Ia juga berkesempatan melihat proses pembuatan batik di galeri Batik Hasan, Cigadung. Ia juga membuat batik cap dengan motif burung Cangkurileung di atas kain putih.
“Luar biasa saya bisa ke sini melihat produk lokal. Ketika orang Melbourne datang ke sini, mereka akan punya pengalaman berbeda,” akunya.
Perjalanan itu berakhir di Bandung Creative Hub. Di sana, ia disambut oleh istri Wali Kota Bandung Siti Muntamah Oded di galeri Dekranasda. Ia pun melihat segala fasilitas BCH yang mengakomodasi segala kebutuhan 16 subsektor industri kreatif di Kota Bandung.***