KILASBANDUNGNEWS.COM – Kondisi perekonomian global yang semakin membaik akan berdampak positif terhadap geliat perdagangan dunia, termasuk permintaan ekspor kepada Indonesia. Perbaikan ekonomi nasional, juga tercermin pada ekonomi Jawa Barat yang merupakan kontributor ekonomi terbesar ketiga secara nasional dengan pangsa sebesar 13,5% dari PDB Indonesia.

Dalam rangka mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi Jawa Barat, khususnya melalui mendorong ekspor dan menggalakan substitusi impor, dilakukan melalui pengembangan komoditas yang memiliki potensi besar untuk menembus pasar global sekaligus menjadi substitusi produk impor di pasar domestik.

Salah satu komoditas ekspor Jawa Barat yang berpotensi untuk terus dikembangkan adalah kopi yang memiliki selain daya saing ekspor sebagaimana terindikasi dari tingginya ekspor kopi dibandingkan nilai impornya, juga daya jual sebagai substitusi kopi impor yang dijual di pasar domestik.

Rangkaian Cup of Excellence yang merupakan sinergi antara Bank Indonesia Jawa Barat bersama Pemprov Jawa Barat dan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) serta didukung oleh OJK Regional Jawa Barat, perbankan dan para penggiat kopi ini merupakan salah satu upaya strategis untuk mengembangkan kopi specialty khas Jawa Barat menuju pasar global.

Rangkaian Cup of Excellence (COE) yang secara resmi dibuka pada Kamis (27/01/2022), merupakan even tinternasional paling tinggi di kalangan industri kopi specialty yang bertujuan untuk mencari kopi berkualitas tinggi dari sebuah negara penghasil kopi.

Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto mengatakan,  dalam jangka panjang, outcome dari rangkaian kegiatan seperti COE ini adalah untuk  meningkatkan kualitas kopi Indonesia agar dapat bersaing di kancah internasional dan dapat menjadi percontohan bagi wilayah lain dan mengembangkan pertanian kopi serta industry pariwisata berkelanjutan dalam rangka mendukung sustainable agriculture dan green economy.

“Kegiatan ini bisa mengoptimalkan ekspor kopi Indonesia dan mendorong substitusi impor kopi untuk mendukung industri kopi dalam negeri sekaligus berkontribusi memperbaiki deficit transaksi berjalan,” ucap Herawanto, saat pembukaan COE di PVJ, Kamis (27/01/2022).

Menurut Herawanto, semangat mengembangkan green economy juga selaras dengan isu yang digaungkan G20, di mana di tahun 2022 ini Indonesia menjadi tuan rumah, menjadi Presidensi dari Forum Dunia tersebut.

“Kami Bank Indonesia Jawa Barat,  Kantor BI Cirebon dan kantor BI Tasikmalaya, bersama  pemerintah daerah dan berbagai stakeholder  akan selalu bersinergi untuk terus mendorong pengembangan klaster pertanian sehingga dapat naik kelas, memiliki kualitas unggul, serta dapat menembus pasar global,” katanya.

Herawanto menyataan,  salah satu bentuk sinergi dan kolaborasi tersebut adalah program pengembangan UMKM secara end-to-end dari hulu hingga hilir secara terintegrasi.

“Kedepannya, kami akan terus berkolaborasi dengan seluruh unsure pentahelix untuk mendorong kopi Jawa Barat agar selalu excellence di masa mendatang,” ujarnya.

Rangkaian COE 2021 merupakan satu rangkaian panjang yang dimulai dengan penerimaan sampel, lalu tahapan seleksi dan penjurian mulai dari tahap nasional hingga tahap internasional, hingga akhirnya terpilih 32 kopi dari berbagai daerah di Indonesia sebagai COE Winners, 10 diantaranya merupakan kopi dari Jawa Barat.

Secara rinci, 26 kopi dinobatkan sebagai COE Winners, merupakan kopi dengan raihan cupping score minimal 87, dan 6 kopi lainnya memiliki kirentang cupping score 85 sd 86,99 dan berstatus sebagai National Winners.

Selanjutnya, ke-32 kopi tersebut akan mengikuti lelang internasional secara virtual. Hingga saat ini, tercatat 120 potential buyers dari27 negara telah terdaftar untuk mengikuti proses lelang.

Perolehan cupping score dengan angka tinggi yang berhasil ditorehkan dalam COE ini merupakan wujud keuletan para petani kopi dalam mengembangkan proses produksi dan pengolahan pasca panen.

Banyak sekali aspek penting yang perlu terus dikembangkan oleh petani kopi antara lain pemanfaatan teknologi atau digitalisasi untuk menghasilkan kopi berkualitas, serta memiliki konsistensi karakteristik baik dari rasa, aroma, maupun bentuknya. Selain itu, proses produksi dan pengolahan kopi harus berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.