KILASBANDUNGNEWS.COM – Wabah Covid-19 atau virus Corona mulai berpengaruh pada iklim investasi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Dari segi hitungan memang belum signifikan dan terukur, namun beberapa agenda pertemuan dengan delegasi luar negeri maupun acara yang melibatkan investor harus mengalami penundaan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui, dengan adanya Covid-19 beberapa jadwal pertemuan dengan delegasi luar negeri harus dijadwal ulang, untuk memastikan semua tetap berjalan aman.
Aktivitas menerima kunjungan atau acara yang melibatkan investor dari negara lain sedikit melambat. Contohnya, Taiwan Expo yang dijadwalkan bulan Februari ditunda hingga November.
“Bukan hilang, semua hanya menjadi slow aja. Jadi bisnis meeting berkurang. Jadi ada delay, bukan pemberhentian,” ucap Ridwan Kamil, Kamis (13/2/2020).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku, belum melakukan hitung-hitungan terkait pengaruh isu corona terhadap nilai investasi ke Jawa Barat.
“Sedang dihitung apakah ada (pengaruh negatif untuk investasi). Tapi, kalau dampak wisatawan sepertinya tidak terlalu signifikan, karena kebanyakan wisatawan datang ke Jabar itu dari negara timur tengah ketimbang yang dari Tiongkok,” kata dia.
Di sisi lain, ia optimistis, bahwa iklim investasi tetap berjalan baik. Dan, realisasi investasi di sepanjang tahun 2019 untuk wilayah Jawa Barat cukup memuaskan.
Data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jawa Barat, realisasi investasi di Jawa Barat tercatat sebesar Rp 137,5 triliun mengungguli DKI Jakarta sebesar Rp 123,9 triliun.
Di Jawa Tengah tercatat sebesar Rp 59,5 triliun, Jawa Timur Rp 58,5 triliun dan Banten Rp 48,7 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dadang Masoem menyatakan, data tersebut menjadi indikator iklim usaha di Jawa Barat sangat kondusif.
Hal lain yang menjadi penentu adalah adalah kemudahan perizinan meski belum menggunakan secara maksimal sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PBTSE) atau lebih dikenal dengan sistem Online Single Submission (OSS).
Sistem yang digunakan sejauh ini adalah sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu untuk Publik (Simpatik) tetap membuat proses perizinan tidak terganggu.
Adapun kunjungan Gubernur Jawa Barat ke sejumlah negara terkait penawaran investasi sepanjang tahun 2018 hingga 2019, akan berpengaruh signifikan pada tahun ini.
Arab Saudi menjadi negara yang diincar dalam mendongkrak realisasi investasi di Jawa Barat. “Dampaknya baru akan terlihat pada tahun 2020 ini, karena beberapa sudah MoU,” ucapnya. (PIK)