KILASBANDUNGNEWS.COM – Guna membangun kesadaran masyarakat terkait perundungan maupun kekerasan terhadap anak, SMP Darul Hikam menggelar dialog interaktif secara online, dengan tema “Beware of Bullying”, peran orang tua dalam mewujudkan perlindungan bagi anak di sekolah.
Kepala SMP Darul Hikam Bandung Yudianto mengatakan, kegiatan yang diikuti 600 siswa-siswi SD dan SMP Darul Hikam, orangtua serta pihak sekolah, bertujuan untuk membangun kesadaran kepada masyarakat terkait perundungan maupun kekerasan terhadap anak yang merupakan masalah bersama.
“Bullying ini masalah yang harus dipikirkan bersama-sama, bukan hanya satu pihak saja. Kita membangun kesadaran dari masyarakat, beware stop bullying, hati-hati waspada dengan bullying,” ucap Yudianto, Sabtu (08/01/2022).
“Selain membangun kesadaran, pihaknya juga ingin memperlihatkan bahwa SMP Darul Hikam merupakan sekolah ramah anak, anti bullying dan zero bullying,” imbuhnya.
Yudianto menyatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan program-program yang mengarah kepada bullying dan meyakinkan kepada para orang tua siswa, masyarakat maupun pihak lain bahwa di SMP Darul Hikam tidak ada tempat bagi bullying.
“Kami berharap, para orangtua sadar bahwa perundungan tersebut ada dan mengintai anak-anak. Orangtua diharapkan dapat selektif dalam memilih sekolah,” ujarya.
Yudianto menambahkan bahwa pelaku bullying bisa berasal dari mana saja, seperti dari teman sebaya, guru-guru, karenanya orangtua harus melihat lingkungan dari sekolah secara menyeluruh sebelum memilih sekolah.
“Kalau di SMP Darul Hikam, saya sebagai kepala sekolah, memastikan guru-guru disini guru-guru yang care, guru -guru yang tidak akan membiarkan adanya terjadi bulliying, interaksi antarsiswa kita pantau, bahkan dalam interaksi secara by online,” tuturnya.
Sementara itu, Guru Badan Konseling (BK) SMP Darul Hikam Linda Nurlinda mengatakan, BK SMP Darul Hikam memiliki program konsultasi individual baik dengan orang tua dan siswa yang rutin berjalan sudah berjalan lebih dari 15 tahun.
“Kami tim BK bersama para guru merancang agenda dialog interaktif, ingin membuka cakrawala tentang bagaimana pola penanganan bullying yang tepat di masa saat ini. Kami juga sekaligus ingin sharing dengan sekolah lain dan mendengarkan juga pendapat dan pertanyaan yang dibahas oleh akademisi, praktisi orang tua dan praktisi,” jelasnya. (Parno)