KILASBANDUNGNEWS.COM – Program Buruan SAE atau Pekarangan Sehat Alami Ekonomis milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berkembang. Kali ini Buruan SAE hadir di wilayah Antapani Kidul, tepatnya di Jalan Cicalengka No 4 RW 01.
Tak seperti Buruan SAE pada umumnya, yang biasanya memanfaatkan lahan atau pekarangan untuk menanam sayuran dan budidaya ikan. Buruan SAE milik kelompok BKR Tulip ini dirancang di bagian atas atau rooftop Masjid Kalijaga.
Setelah tiga bulan melalui proses penanaman, akhirnya Buruan SAE yang diketuai Nani Yuningsih ini berhasil dipanen. Wali Kota Bandung, Oded M Danial pun turut serta memanen hasil sayuran sekaligus meresmikan Poktan Buruan SAE, Kamis (3/6/2021).
“Saya tadi melihat ke atas, banyak yang dipanen mulai terong, pakcoy, sosin dan lainnya. Ini menunjukan bahwa Buruan SAE terus bergerak di Kota Bandung,” ungkap Oded.
“Sampai-sampai mereka yang tidak punya lahan, seperti di sini sepakat untuk menggunakan rooftop. Saya berharap ini menjadi role model,” imbuhnya.
Menurutnya, banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dari program Buruan SAE. Apalagi program ini terintegrasi dengan program Kang Pisman.
Sehingga urusan ketahanan pangannya selesai, dan permasalahan sampahnya pun teratasi dengan baik. Oded terus mengajak warga Kota Bandung untuk sama-sama mengembangkan program Buruan SAE.
Warga bisa memulainya dengan membentuk kelompok tani kemudian mengajukannya ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). “Seandainya semua masjid di kota Bandung meniru seperti di masjid Kalijaga, nanti warganya tidak perlu lagi mencari sayuran pakcoy, kol, cengek, lele dan lainnya ke pasar, paling mencari terasi dan gula,” tuturnya.
“Saya berharap ke depannya, untuk masyarakat yang punya rumah dengan konsep vertikal, bisa dibuat Buruan Sae, buktinya di masjid ini bisa,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan, hadirnya Buruan SAE di masjid merupakan bagian dari program DKPP, yaitu “Mamatahan atau Masjid Alus Tur Makmur Hejo Pekarangan”.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid juga berfungsi untuk ketahanan pangan warganya. Bahkan menurut Gin Gin, selain di tempat ibadah juga diupayakan hadir di perusahaan maupun instansi pemerintahan dan juga di hotel-hotel.
“Kita masih tersisa 40 kelurahan jadi tahun ini targetnya selesai di 151 kelurahan, minimal satu kelurahan satu poktan,” ucapnya.
“Kita juga sudah berbicara dengan Disbudpar. Kita imbau untuk memanfaatkan pekarangannya untuk Buruan SAE. Karena secara kondisi ini menjadi yang paling tepat untuk membangun ketahanan pangan karena Kota Bandung tidak punya lahan,” terangnya.
Gin Gin mengatakan, setiap kelompok tani yang mengajukan untuk mengembangkan Buruan SAE di wilayahnya akan diberikan pendampingan dan pembinaan oleh DKPP agar sesuai dengan konsep Buruan SAE.
Bahkan setelah mereka berhasil menanam sampai panen, DKPP akan tetap memberikan pendampingan untuk membantu memanfaatkan hasilnya supaya menjadi olahan yang memiliki nilai ekonomi lebih.
“Dari hasil bimbingan kita berikan stimulus bantuan untuk mereka memulai Buruan Sae, kita berikan kelengkapan mulai dari bibit, benih, sarana budidaya lele di dalam ember, OTG (organic tower garden) untuk nanam sayuran di tempat yang sempit,” ungkapnya.
“Nantinya mereka bisa mengembangkan berbagai jenis sayuran daun, sayuran buah seperti terong cengek, buah-buahan, ikan, dan pengolahan sampah yang hasilnya menjadi media bibit,” sambungnya.
Pada peresmian Buruan SAE kali ini, Wali Kota Bandung, Oded M Danial juga memberikan bantuan uang tunai kepada DKM Masjid Kalijaga dan sarana untuk budidaya sayuran dan ikan lele. (rls)