KILASBANDUNGNEWS.COM – PT Clariant Adsorbent Indonesia akhirnya buka suara soal adanya pencemaran limbah H2SO4 atau asam sulfat ke aliran Sungai Cikaso, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Perusahaan penghasil bentonite itu mengakui pihaknya membuang limbah tersebut ke aliran sungai.
Endang, salah seorang staf bagian administrasi di perusahaan itu menyebut pada Rabu (4/8), pihaknya menerima informasi soal air sungai yang tiba-tiba berwarna putih. Saat itu juga pihak perusahaan menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan.
“Pada tanggal 4 Agustus, perusahaan mendapat informasi laporan warga ada air yang jelek berwarna putih. Kemudian perusahaan menindaklanjuti laporan warga tersebut dengan menurunkan tim langsung ke lokasi kurang lebih dari pabrik itu 2 kilometer,” kata Endang kepada detikcom, Jumat (6/8/2021).
Perusahaan kemudian melakukan pengecekan PH atay kadar air dan ditemukan kadar air sungai berada di posisi di bawah 6 yang artinya berada di bawah standar.
“Di situ perusahaan mengecek PH kadar airnya nah di situ pihak perusahaan menemukan PH di bawah 6, inikan di bawah standar ya kalau di bawah 6 itu ya. Setelah itu perusahaan melakukan action menggunakan soda ash untuk memperbaiki PH nya. Di situ sudah enggak ada ini sudah enggak ada ikan mati enggak ada, cuma warna aja,” ujar Endang.
Endang membantah pencemaran itu dilakukan dengan sengaja, meski membenarkan membuang limbah ke aliran Sungai Cikaso. Ia menjelaskan pembuangan limbah biasanya sudah melalui water treatment atau pengolahan limbah terlebihdahulu.
“Kalau itu sesuatu hal yang tidak mungkin (pembuangan limbah), kalau dengan sengaja enggak mungkin, kalau ini kan setiap saat air buangan limbah (memang) ke Sungai Cikaso, setiap saat (namun) setelah melalui water treatment untuk pembuangan limbah. Kita kan punya IPAL nya juga kan ya, nah (persoalan) itu ya sesuatu hal yang memang Force Majeure. Makanya ini kita sedang diinvestigasi termasuk dari DLH sudah datang,” kaata Endang.
Endang menjelaskan ada kesalahan sistem hingga membuat limbah yang seharusnya tidak langsung terbuang kemudian terbuang dan mencemari aliran Sungai Cikaso. Saat ditanya jenis limbah, Endang dengan enteng menjawab Asam Sulfat.
“Kemungkinan limbah yang mengandung asam sulfat,” singkatnya.
“Sesuatu hal yang imposible, enggak mungkin kalau memang (dikatakan) setiap saat ikan juga mati. Kalau waktu kemarin sudah (selesai) kita kan dari situ 2 kilo ke belakang sudah enggak ada ikan mati,” katanya soal tudingan warga membuang limbah berupa asam sulfat setiap saat.
Persoalan dengan warga dikatakan Endang sudah selesai dengan adanya pertemuan pada Kamis (5/8) kemarin. Dia juga mengaku hadir dalam pertemuan tersebut.
“Hasilnya Alhamdulillah warga bisa kalau ketemu gitu, bisa mengetahui bisa menerima, paling antisipasi ke depan hal ini jangan terulang kembali. Sudah ada kesepakatan, perusahaan mendukung untuk kebutuhan warga, warga mendukung keberadaan perusahaan sudah clear dengan warga,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah pabrik penghasil bentonit di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi diduga mencemari aliran Sungai Cikaso. Ramai disebut warga, limbah yang dibuang mengandung H2SO4 atau Asam Sulfat.
Ramainya kabar tersebut membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi mendatangi lokasi pabrik. Hasil pengecekan, aliran Sungai Cikaso dilaporkan sudah kembali jernih pasca dugaan pembuangan limbah tersebut.
“Tim kami sudah ini ya dengan perusahaan tersebut, kemudian saat ini sungainya sudah jernih kembali sudah bagus. Kemudian itu juga mau melaporkan seluruh aktivitas yang kemarin, kita belum bisa ini ya laporannya hari ini akan disampaikan,” kata Dedah Herlina, Kepala DLH Kabupaten Sukabumi kepada detikcom, Kamis (5/8/2021). (Sumber : news.detik.com)