KILASBANDUNGNEWS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menetapkan status siaga darurat bencana mulai 13 Desember 2019 hingga 31 Mei 2020.
Penetapan ini merujuk pada data BPBD Kabupaten Bandung yang menyebutkan 25 dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung atau hampir 81 persennya dinyatakan rawan potensi longsor.
Sementara itu 19 kecamatan (61 persen) dinyatakan rawan banjir, dan 5 kecamatan rawan angin kencang.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Hendra Hidayat dalam sesi diskusi “Ngawangkong Bari Ngopi” bersama awak media di Soreang, Jumat (13/12/2019).
“Oleh karena itu kami menetapkan status siaga darurat bencana mulai 13 Desember 2019 hingga 31 Mei 2020,” ujarnya.
Hendra menambahkan, potensi banjir dan longsor menjadi prioritas terbesar dalam status siaga darurat bencana tersebut.
Terlebih untuk tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir genangan yaitu Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.
“Selain tiga kecamatan itu, belasan kecamatan lain juga berpotensi banjir bandang. Namun banjir bandang biasanya datang tanpa bisa diprediksi tetapi cepat surut,” tutur Hendra.
Sementara untuk potensi longsor, atensi terbesar diberikan pada wilayah hulu sungai dan anak sungai seperti Pangalengan, Kertasari, Ciwidey, Rancabali.
Namun sejumlah wilayah lain yang memiliki kontur pegunungan juga tetap diwaspadai potensinya.
Untuk angin kencang, Hendra melansir potensi masih diwaspadai di Rancaekek yang notabene pernah diterjang beberapa waktu lalu.
Selain itu Pangalengan juga mendapat perhatian setelah angin kencang yang menumbangkan puluhan pohon besar belum lama ini.
Selama masa status tersebut, Hendra menegaskan bahwa pihaknya sudah menyiagakan personel. Mereka berkoordinasi dengan relawan dan komunitas.
Hendra tak menampik, relawan dan komunitas selama ini berperan besar dalam Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung.
Soalnya dengan wilayah yang luas, jumlah 78 personel BPBD jelas tidak bisa menangai semua masalah di lapangan.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung Agus Nuria mengatakan, pihaknya saat ini tengah membebaskan lahan untuk pembangunan kolam retensi guna mengurangi dampak banjir.
“Rencananya ada beberapa titik kolam retensi seperti di Cileunyi, Soreang, Kamojang,” ucapnya.
Selain kolam retensi sebagai solusi jangka panjang, Agus menegaskan bahwa pihaknya pun telah membenahi saluran drainase dan irigasi.
Dengan saluran yang baik, ia berharap dampak banjir tidak akan begitu parah.
“Kami ada 10 UPTD dan semua terus membenahi dan menormalisasi drainase. Mudah-mudahan bisa ikut mengurangi dampak banjir, karena tanpa sampah dan sedimentasi, saluran bisa lancar mengalirkan air hujan,” kata Agus.***