KILASBANDUNGNEWS.COM – Badan Pengelola Rebana (BP) Rebana menggandeng sejumlah pihak untuk merancang kawasan peruntukkan industri (KPI) di Rebana. Nota Kesepahaman dengan sejumlah pihak dilakukan dalam helaran West Java Investment Summit (WJIS) 2023 yang berlangsung di Mason Pine Kotabaru Parahyangan, Rabu (9/08/2023).
Saat ini sebanyak 20 perusahaan sudah mulai masuk untuk ikut andil membangun kawasan Aerocity Rebana.
Kepala Badan Pengelola Rebana Bernardus Djonoputro mengatakan, 20 perusahaan itu mulai membangun proyek mereka tersebar di 13 KPI yang sudah dicanangkan di Rebana.
“Sebanyak 20 perusahaan sudah mulai membangun tenan mereka. Investor sudah mulai masuk karena infrastruktur dasar yang disiapkan di kawasan Rebana sudah terlihat dan sebagian sudah beroperasi,” ucap Bernardus, kepada awak media di sela kegiatan WJIS, Rabu (9/8/2023).
Menurut Bernardus, dengan anggaran Rp235 triliun, pemerintah menyiapkan 80 proyek strategis nasional di Rebana, dimana saat ini sekitar 40 persennya sudah terealisasi.
“Seperti jalan Tol Cisumdawu, Cipali , Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati serta beberapa waduk yang akan mendukung irigasi dan industri hijau di Rebana seluas 43 ribu haektare,” katanya.
Bernardus menegaskan bahwa di kawasan Rebana industri akan diprioritaskan pada industri hijau, (green net zero), sehingga kawasan Rebana akan menjadi magnet baru bagi investor dunia.
“Jika ingin kompetitif, mendapatkan perhatian industri terbaik dunia, maka Rebana harus memilih industri hijau. Seperti industri baterai, mobil listrik, ‘data centre’, modern logistik serta garmen dan tekstil bermesin modern, kombinasi padat karya dan teknologi terkini,” jelasnya.
Di Rebana juga menurut Bernardus, sudah dipersiapkan kawasan pendidikan dan pelatihan yang akan mendukung kebutuhan SDM industri terkini.
“Untuk membuat masterplan Rebana sebagai kawasan aerocity yang hijau, BP Rebana sudah menggandeng JICA,”
Yasyu Takehiro, Perwakilan JICA Indonesia mengatakan, kawasan Aerocity Rebana tidak berbeda jauh dengan kota-kota industri yang ada di Jepang.
“Rebana akan dirancang sebagai KPI yang mengutamakan keberlanjutan karena akan berkembang semakin besar,” kata Yasyu.
“Akan menjadi kawasan besar yang indah, tanpa polusi, sehingga kompetitif di mata investor dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Ning Wahyu Astutik menyatakan bahwa rencana pengembangan Rebana sudah sesuai dengan harapan para pengusaha.
“Kami berharap Pemprov Jabar dapat terus menjaga kondusivitas iklim berusaha, menjaga industri lokal agar mampu bersaing dalam kompetisi yang ketat dan menyiapkan SDM sesuai kebutuhan industri di Rebana,” ujarnya.
“Untuk penyiapan SDM, Pemdaprov Jabar – Pemda Kabupaten Majalengka – Kemendikbudristek telah menandatangani MoU untuk pembangunan Politeknik Kampus 2 Manufaktur di Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka,” tambah Bernardus.
Diakhir keterangannya Bernardus menyatakan, BP Rebana akan memgajak Bupati Walikota yang berada di kawasan Rebana sebagai Dewan Pengarah serta Kepala Bappeda daerah setempat menjadi Dewan Penasehat. (Parno)