KILASBANDUNGNEWS.COM – Pandemi Covid-19 berdampak tidak hanya pada perekonomian global dan nasional, namun juga perekonomian Jawa Barat dimanakebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk mengurangi penyebaran pandemi, seperti travel warning dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membawa konsekuensi terjadinya penurunan kinerja ekonomi pada triwulan II 2020.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengatakan, kondisi pandemi ini membuat Pemerintah daerah di Jawa Barat menerapkan kebijakan yang bersifat dynamic balancing antara pendekatan kesehatan dan pendekatan ekonomi.
“Kebijakan ini berdampak positif berupa perbaikan pertumbuhan ekonomi Jabar yang dapat dirasakan sejak Triwulan III 2020 dengan berkurangnya kontraksi menjadi -4,08% (yoy),” ucap Herawanto, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020 di Hotel Savoy Homan, Kamis (3/12/2020).
Menurut Herawanto, peningkatan aktivitas ekonomi yang diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan, mendorong pemulihan kondisi ekonomi Jawa Barat,yang diperkirakan terus berlanjut pada triwulan IV 2020.
“Optimisme terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jabar pada November 2020 meningkat menjadi 92,4 dibanding September 2020 yang sebesar 82,5,” katanya.
Herawanto berharap, kondisi ekonomi Jawa Barat pada triwulan IV 2020 berpotensi lebih baik dengan pada kisaran -0,28% s.d. 0,78% (yoy), sementara secara triwulanan, perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV 2020 berpotensi untuk tumbuh positif di kisaran 2,64% s.d. 3,54% (qtq).
“Realisasi potensi pertumbuhan ekonomi yang semakin baik menjadi harapan kita semua. Ini salah satu kunci berjalannya proses pemulihan perekonomian dengan membangun optimisme semua kalangan,baik dari otoritas, regulator, pelaku bisnis,akademisi, asosiasi dan komunitas masyarakat, termasuk berupaya menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan menciptakan suasana yang kondusif bagi aktivitas ekonomi,” tuturnya.
Herawanto menyatakan, secara keseluruhan, ekonomi Jawa Barat pada 2021 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan 2020 dan berpotensi tumbuh positif.
“Tahun 2020 perekonomian Jabar diperkirakan masih tumbuh negatif pada kisaran -1,94% s.d -1,54% (yoy) danpada tahun 2021 diharapkan dapat tumbuh positif,tentu dengan beberapa hal penting yang perlu untuk dipastikan dilaksanakan oleh kita bersama-sama,” pungkasnya. (Parno)