KILASBANDUNGNEWS.COM – Dua SMK di Cianjur bentrok Senin (18/11/2019) malam tadi. Salahseorang pelajar BA (16) mengalami sabetan senjata tajam di perutnya sehingga harus mendapatkan perawatan insentif di RSUD Sayang Cianjur.
Informasi yang diperoleh detikcom, peristiwa itu bermula saat puluhan SMK AMS berkumpul di daerah Cisalak sekitar pukul 18.15 WIB. Tiba-tiba datang rombongan pelajar dari SMKN 1 Cilaku yang membawa senjata tajam.
Bentrok tidak bisa dihindari, aksi baku hantam dan saling serang antar sekolah yang terkenal musuh bebuyutan itupun terjadi. “Petang kemarin itu memang sedang ada acara kumpul pelajar AMS di Cibeber. Tiba-tiba datang siswa dari SMK N 1 Cilaku, apakah ada janjian atau tidak saya kurang tau karena hanya ikut-ikutan teman,” ujar A salah seorang siswa AMS, Selasa (19/11/2019).
A saat itu melihat pelajar dari sekolah lawan membawa berbagai senjata tajam mulai dari samurai, golok, gir modifikasi hingga celurit. Kejadian itu berlangsung cukup singkat dan baru berhenti setelah satu dari mereka terkena luka bacok. Saat itu juga korban langsung di bawa ke puskesmas Cibeber.
“Kebetulan teman saya itu berada paling depan, karena mulai gelap tidak melihat ada pelajar dari sekolah lain yang mengayunkan senjata. Sehingga mengenai perutnya. Setelah ada korban, mereka langsung kabur. Sedangkan saya dan beberapa orang teman lainnya membawa teman saya itu ke puskesmas,” lanjut dia
Dihubungi terpisah Penanggung jawab IGD Puskesmas Cibeber, Wahyudin, mengungkapakan, korban dibawa ke Puskesmas sekitar pukul 18.30, oleh beberapa orang temannya.
“Saat datang, kondisi korban sudah terliuka parah bagian perut mengalami luka bacok sepanjang 10 sentimeter. Lukanya juga cukup dalam, sekitar 4 centimeter,” kata dia saat ditemui di RSUD Cianjur.
Sementara itu Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku geram dengan masih adanya aksi tawuran pelajar di Kabupaten Cianjur. “Tawuran pelajar jelas merugikan, sebab berpotensi terjadinya korban. Bukan hanya luka, tapi bisa saja sampai meninggal dunia. Saya menyayangkan tawuran masih saja terjadi,” kata dia.
Ia berencana untuk mendatangi kedua sekolah yang siswanya sering terlibat tawuran. Selain melakukan pembinaan ia juga akan mengingatkan pihak sekolah untuk lebih mengawasi para siswanya.
“Meski SMA/SMK ini sudah jadi kewenangan provinsi, tetap mereka harus menjadi perhatian Pemkab Cianjur. Makanya saya juga akan datangi sekolahnya untuk memberikan sosialisasi dan imbauan. Semoga tidak ada lagi tawuran pelajar di Cianjur,” kata dia.***