KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung siap berkolaborasi dan mendukung berbagai program Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung yang kini dipimpin Ketua Baznas Kota Bandung periode 2021-2026, Akhmad Roziqin.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat menerima Silaturahmi Pimpinan Baznas Kota Bandung Periode 2021-2026 di Ruang Rapat Wakil Wali Kota, Balai Kota Bandung, Rabu (2/6/2021).
Pada kunjungan tersebut, Baznas Kota Bandung menyampaikan program yang akan dijalankan dan berbagai kendala yang dihadapi saat ini kepada Wakil Wali Kota Bandung. Terutama dalam penghimpunan potensi zakat ASN di Kota Bandung yang baru 35 persen, serta mendiskusikan potensi zakat yang lainnya seperti dari BUMD, pengusaha, dan pihak lainnya yang dinilai sebagai muzakki, termasuk pendistribusian zakat ke Mustahik.
Yana menilai berbagai program dari Baznas Kota Bandung cukup baik, Pemkot Bandung pun siap membantu. Terutama dengan potensi zakat yang ada agar bisa dilakukan sosialisasi dan edukasi sehingga dapat membantu para mustahik.
“Potensi terbesar memang ada di internal kami (Pemkot Bandung), karena tadi baru 35 persen. Kita akan gali kembali dengan sosialisasi dan berbagai kegiatan agar menggugah dan mengajak mereka memberikan sebagian rezekinya,” katanya.
Yana mengatakan program dari Baznas terkait pendayagunaan zakat diharapkan bisa dikolaborasikan dengan program yang ada di Pemkot Bandung, seperti Buruan SAE.
“Misal kita buat per Kecamatan itu, Buruan SAE dibuat tematik. Misal Kecamatan Antapani itu cengek, cengek saja terus, kalau tomat, ya tomat terus,” katanya.
“Produk Buruan SAE itu akan dicek apakah mengandung zat berbahaya tidak, itu kan organik. Mungkin ini akan bisa dimasukkan ke Z-Mart. Jadi bisa membantu masyarakat dan pendayagunaan lebih tepat sasaran,” ucapnya.
Yana pun mengaku siap memfasilitasi pertemuan antara Baznas dengan potensi zakat di Kota Bandung agar dapat mengumpulkan potensi lebih banyak.
“Kami siap memfasilitasi. Kita bikin pertemuan, nanti dikemas bisa dengan diskusi atau coffee morning dengan para pengusaha atau PD Pasar bersama pedagangnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Baznas Kota Bandung, Akhmad Roziqin mengaku, tidak dapat berjalan sendiri dalam menjalankan kegiatannya. Sehingga harus berkolaborasi dengan Pemkot Bandung, terutama dengan Bagian Kesejahteraan Rakyat.
“Terkait posisi Baznas dengan Pemkot sesuai Undang-Undang bahwa Pemkot ini memiliki posisi sebagai pihak yang memberikan bantuan fasilitatif, sosialisasi dan edukasi,” katanya.
“Oleh karena itu, Baznas tidak mungkin jalan sendirian, maka kami berusaha semaksimal mungkin berkoordinasi dengan Kabag Kesra untuk selalu berkoordinasi dalam setiap kegiatan. Hal itu perlu penyesuaian karena pola di tiap daerah terkait fasilitasi, sosialisasi, dan edukasinya berbeda,” lanjutnya.
Baznas Kota Bandung juga sudah menyurvei dan melakukan kajian terhadap potensi zakat di luar ASN, dari Pengusaha, komunitas, maupun BUMD.
Selain itu, Baznas pun akan mengintegrasikan data masyarakat miskin di Kota Bandung, dengan Data Kesejahteraan Sosial Terpadu (DTKS) yang ada di Pemkot Bandung agar dapat menyamakan dalam hal pendistribusian.
Menurut Akhmad, saat ini Baznas Kota Bandung baru terkait dengan Pemkot Bandung terkait penghimpunan zakat dari ASN.
“Padahal zakat sesuai Undang-Undang itu peruntukkan atau diwajibkan untuk semua kaum Muslimin kategori Muzaki. Kalau di lihat aset kita di Kota Bandung luar biasa. Tapi baru terhimpun 35 persen dari jumlah ASN,” ucapnya.
“Nanti mungkin bisa mengingatkan ASN yang belum berzakat lewat Baznas, karena ada juga ke tempat lain. Kami akan pastikan lewat UPZ di Kewilayahan juga,” lanjutnya. (rls)