Bandung – Sejak akhir tahun lalu, Pemerintah Pusat telah memproyeksikan konsep pengembangan Jakarta – Bandung menjadi sebuah megapolitan sesuai yang tertuang dalam Dokumen Visi Indonesia 2045.
Konsep ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan kantong-kantong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus mengantisipasi urbanisasi di Pulau Jawa. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan 67 persen penduduk akan tinggal di perkotaan dalam 27 tahun mendatang.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pemerintah harus membangun infrastruktur dan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru, yang bertujuan agar penduduk tidak menumpuk di satu wilayah.
Bappenas memperkirakan 80 juta manusia akan mendiami Jakarta dan Bandung. Pertumbuhan megapolitan mengarah timur-selatan, menuju tenggara sehingga megapolitan Jakarta dan Bandung dengan salah satu wilayah yang akan masuk dalam megapolitan urban area adalah Bandung Selatan.
Dalam Forum Diskusi bertema “Solusi Kemacetan sebagai Antisipasi Pertumbuhan Ekonomi dan Kota ke Bandung Selatan,” di Hotel Harris, Jumat (22/6018), Wilayah Bandung Selatan dinilai sangat strategis lantaran dilintasi Tol Padaleunyi, Tol Soroja, serta rencana pembangunan jalur kereta cepat serta elevated tol road.
Tak heran jika posisinya yang strategis membuat investasi di Bandung Selatan meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dimana sejumlah industri tumbuh di daerah ini sebagai penyokong utama pariwisata, antara lain tekstil, properti dan jasa.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung