Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Belgia tengah merancang kerja sama di tiga bidang. Ketiganya yaitu bidang kesehatan, industri penerbangan dan pengembangan makanan halal.
Hal ini terungkap setelah Dubes Belgia, Stephane De Loecker bertemu dengan Wali Kota Bandung, Oded M Danial di Pendopo, Rabu (12/6/2019).
Oded menyatakan, Pemkot Bandung sangat antusias menyambut rencana kerja sama tersebut. Ini merupakan lanjutan Memorandum of Understanding (MoU) sister city antara Kota Bandung dengan Kota Namur, Belgia pada 2017 silam. Kota Bandung menjadi kota pertama dan satu-satunya yang menjalin kerja sama sister city antara Indonesia dengan Belgia.
“Duta besar Belgia datang ke sini menawarkan kerja sama antara Kota Bandung dengan Kota Namur. Ini bagian dari pada upaya-upaya kita untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Belgia yang sesungguhnya sudah terjalin 70 tahun lalu,” kata Oded.
Khusus untuk pengembangan makanan halal, Oded sangat antusias agar kerja sama dengan Belgia bisa terealisasi. Sebab, dia juga tengah berupaya mewujudkan Kota Bandung sebagai kota wisata halal. Salah satu unggulannya yakni menyodorkan kuliner halal.
Oded menyatakan, tengah menggarap serius pengembangan makanan halal di Kota Bandung. Di antaranya melalui lingkungan perguruan tinggi seperti di ITB dan Unpad. Rupanya, Belgia juga membaca potensi pasar makanan halal di Kota Bandung.
“Mereka ingin meningkatkan kerja sama yang positif dan konstruktif. Mereka menawarkan di antaranya membuat halal food. Karena mereka melihat bahwa di Indonesia khususnya Jawa Barat sebagai konsumen halal food yang baik,” ujarnya.
Oded berharap, kerja sama ini menjadi ajang untuk bertukar pikiran dalam rangka menggali cara kerja pembuatan makanan halal di Belgia. Hal itu mengingat keberadaan umat Islam bukanlah warga mayoritas di Belgia.
Menurutnya, kerja sama ini juga menjadi pelecut motivasi bagi Kota Bandung untuk lebih serius menggarap makanan halal. Bukan semata persoalan bisnis, tetapi juga sejalan dengan konsep penguatan spiritual sesuai visi Bandung Agamis.
“Kita transfer ilmu juga dari mereka karena di Belgia halal food sudah luar biasa. Ini menjadi spirit dan inspirasi buat kita. Kalau negara yang minoritas umat Islam saja punya perhatian yang luar biasa terhadap halal food, harusnya kita bisa lebih dulu. Ini jadi spirit buat kita untuk lebih serius menggarap halal food,” bebernya.
Tak hanya makanan halal, Oded dengan Duta Besar Belgia, Stephane De Loecker semakin selaras ketika membicarakan soal potensi kerja sama di bidang penerbangan. Mengingat pengalaman Oded yang pernah bekerja selama 15 tahun di PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang kala itu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Oded sempat membedah tipe pesawat yang dikerjakan oleh PT DI. Menurutnya, produk PT DI tidak kalah kualitasnya dengan pabrikan di Eropa maupun Amerika.
”Mereka ingin bekerja sama dengan PT DI. Sebelumnya, mereka sudah ada kerja sama dengan PT Pindad. Sisi lainnya kesehatan dan sebagainya, mereka ingin melihat itu,” ungkapnya.
Selain kerja sama soal riset dan pengembangan teknologi, Oded membuka peluang investasi.
Sementara itu, Duta Besar Belgia, Stephane De Loecker mengakui, Belgia tengah gencar memproduksi makanan halal sebagai unit bisnis baru. Hal itu mengingat banyaknya warga muslim yang berdatangan dari kawasan Afrika bagian utara.
Loecker mengungkapkan, beberapa perusahaan khusus membuat makanan halal dengan teknologi canggih. Secara spesifik , makanan halal juga sudah melewati pengujian bahan baku dan menjamin komposisi pembuatannya.
“Ini merupakan kunjungan resmi yang pertama kali menindaklanjuti mengenai kerja sama dan juga mengenai berbagi ilmu mengenai halal food di Bandung. Karena di Belgia memiliki perusahaan yang sangat mutahir dan sangat ahli dalam bidang industri halal,” ucap Loecker.
Loecker juga melihat potensi Kota Bandung juga terdapat dari industri pesawat terbang.
“Secara potensi Belgia memang disuplai beberapa komponen untuk industri pesawat terbang. Jadi kami ingin melihat beberapa kemungkinan untuk kerja sama,” katanya.***