KILASBANDUNGNEWS.COM – Waduk Jatigede yang berada di Kabupaten Sumedang jadi pusat pengairan bagi lahan di wilayah pantura (pantai utara) seperti Majalengka, Indramayu dan Cirebon. Ironisnya, waduk terbesar kedua di Indonesia ini, keberadaannya tidak dirasakan untuk lahan pertanian dan perkebunan di Sumedang.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumedang Rudi Suprayogi mengatakan selama ini sumber air bagi lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sumedang hanya mengandalkan sumber air yang ada di Sumedang. Adapun keberadaan Waduk Jatigede yang membendung sungai Cimanuk itu, kata dia, pemanfaatnya hanya diperuntukkan untuk lahan pertanian di kawasan Pantura.
“Paling manfaat ke depannya jadi agrowisata berbasis pertanian, bagi lahan pertanian yang dekat-dekat Waduk Jatigede,” ungkap Rudi kepada detikcom, Rabu (15/9/2021).
Rudi menyebutkan Kabupaten Sumedang saat ini memiliki lahan pertanian seluas 31.166 hektar dan lahan perkebunan seluas 4.500 hektar. Dari dua lahan tersebut, sumber air yang selama ini digunakan bersumber dari aliran sungai, mata air dan air tadah hujan.
“Waduk Jatigede sebagai sumber pengairan tidak mengairi aliran di Sumedang, memang dirancangnya seperti itu,” kata Rudi.
Rudi mengklaim sumber air yang ada sudah cukup untuk mengairi lahan pertanian dan perkebunan di Sumedang. Adapun lahan yang mengandalkan sumber air tadah hujan jumlahnya hanya sedikit atau sifatnya hanya blok-blok kecil.
“Sebarannya blok-blok kecil yang mengandalkan tadah hujan, seperti di Cibugel, Jatinunggal, Jatigede, Tanjungmedar, Tomo, Ujungjaya, Cisitu, biasanya di tempat yang mengandalkan tadah hujan itu panennya hanya sekali,” terang Rudi.
Wilayah-wilayah yang menjadi lumbung padi di Sumedang, di antaranya Buahdua, Conggeang, Darmaraja dan Situraja. Produksi padi tahun 2021, ditargetkan harus mencapai 387.374 ton, dimana sampai bulan September ini baru mencapai 317.823 ton.
“Sebelumnya produksi padi di tahun 2020 mencapai 361.951 ton,” ucap Rudi.
Selain padi, kata Rudi, Sumedang juga punya produksi holtikultura dan perkebunan. Target Produksi holtikultura tahun 2021 harus mencapai 231.717 ton, sementara pada tahun 2020, jumlah produksi hanya mencapai 154.372 ton.
“Target tahun 2021 untuk perkebunan 7053 ton, produksi sebelumnya mencapai 6592 ton,” pungkasnya. (Sumber : news.detik.com)