KILASBANDUNGNEWS.COM – Aktivis lingkungan asal Jerman menilai program Citarum Harum telah sukses membuat Sungai Citarum menjadi bersih, terutama dari sampah plastik. Mereka menilai permukaan Sungai Citarum kini sudah jauh lebih bersih dibandingkan dengan kondisi tiga tahun lalu saat sungai tersebut dicap sebagai sungai terkotor di dunia.

Salah seorang aktivis dari komunitas Plastic Fischer Jerman, Karsten Hirsch mengatakan, tiga tahun lalu dirinya memang belum melihat secara langsung kondisi Sungai Citarum.

“Namun dari berbagai informasi yang kami terima, saat itu Sungai Citarum sangat kotor dan dipenuhi sampah termasuk sampah plastik,” ujarnya di sela-sela kegiatan KKN Tematik Mahasiswa Telkom University di Sektor 6 Citarum Harum, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, seperti dikutip Pikiran Rakyat, Kamis (14/11/2019).

Hal itulah, kata Karsten, yang membuat ia dan sejumlah aktivis lain dari Plastic Fischer akhirnya tergerak untuk membantu program Citarum Harum sejak tiga bulan lalu. Sejauh ini ia melihat perkembangan signifikan dalam kebersihan Sungai Citarum.

“Keterlibatan tentara di sini sangat bagus. Tidak hanya mengurangi sampah yang ada di permukaan sungai, tetapi mereka juga mampu terus menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampah plastik ke sungai,” kata Karsten.

Meskipun demikian, sebagai aktivis ia menilai masih banyak sampah plastik yang harus segera dibersihkan dari Sungai Citarum. Terutama yang mengendap dan sudah menjadi bagian dari tanah di dasar sungai.

Oleh karena itu, Karsten menilai masih banyak yang harus dikerjakan untuk memulihkan Sungai Citarum. Namun hal itu membutuhkan kepedulian semua pihak, tidak hanya satgas.

Dansektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Arhadun Dodo Irmanto pun membenarkan hal tersebut. Ia menilai tantangan terbesar program Citarum Harum khususnya di sektor 6 adalah kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

“Kalau kita melihat saat ini sungai memang terlihat bersih, tetapi terkadang saat hujan masih ada saja sampah yang melintas di permukaan sungai. Kita sudah berbuat yang terbaik, tetapi memang hasilnya belum maksimal, baru sekitar 80 persen,” kata Dodo.

Menurut Dodo, saat ini pihaknya bersyukur mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai stakeholder seperti perguruan tinggi termasuk Tel-U yang beberapa kali menggelar KKN Tematik di lokasi tersebut, serta keterlibatan aktivis asing. “Saya kira dengan keterlibatan semua bisa membuat target Citarum menjadi sungai terbersih di dunia bisa tercapai kurang dari target Presiden selama tujuh tahun,” ucapnya.

Sementara itu Rektor Tel-U Adiwijaya mengatakan, kali ini pihaknya melibatkan sekitar 200 mahasiswa dalam prograk KKN Tematik di Sektor 6 Citarum Harum.

Ia berharap para mahasiswa tidak hanya bisa belajar dan memahasi masalah di masyarakat, tetapi sekaligus mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus untuk menjadi solusi terhadap permasalahan di masyarakat.

“Target kami di sini adalah membantu satgas dan masyarakat untuk menjadikan Citarum sebagai halaman depan bukan halaman belakang. Sehingga bataran Sungai Citarum bisa menjadi tempat bermain dan beraktivitas bagi masyarakat,” kata Adiwijaya.

Oleh karena itu mahasiswa Tel-U dilansir akan membuat karya mural di beberapa titik sektor 6 sekaligus menjadikan kawasan yang ditata tersebut untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat.

Selain itu, Tel-U juga akan mengaplikasikan Internet of Things (IoT) guna mendeteksi polusi di Sungai Citarum menggunakan drone dan robot air.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.