KILASBANDUNGNEWS.COM – Anggota DPRD Kota Bandung periode 2024-2029, Aa Abdul Rozal, S.Pd.I., M.Ag., lahir dari rahim aktivis dan kehidupannya sangat lekat dengan lingkungan Nahdlatul Ulama. Ia aktif di Ikatan Pelajar NU (IPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Pemuda Anshor Kota Bandung.

Bergabung di GP Anshor Tahun 2012 pada usia 26 tahun, Aa menjadi Ketua termuda di seluruh Indonesia. Kemudian, pria kelahiran
Garut 9 Februari 1986 ini pun bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa

Aa menjabat sebagai Sekretaris DPC PKB Kota Bandung dari Tahun 2021- hingga sekarang. Di DPRD Kota Bandung, ia ditunjuk sebagai Ketua Fraksi PKB, menjadi anggota Badan Anggaran, Komisi C dan Badan Musyawarah.

Menjadi anggota dewan, menurut Aa merupakan doa yang dikabulkan sang pencipta. Ia pun mengingat kembali salah satu peristiwa di Tahun 2009. Saat itu, ia baru sehari menjabat sebagai Ketua Umum PMII Kota Bandung.

Aa dan rekan-rekannya melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat di Balai Kota Jalan Wastukancana dan Gedung DPRD Jakan Aceh. Saat itu, pihaknya ditemui Wakil Ketua DPRD H Asep Dedi, dan Ketua Komisi D Ahmad Nugraha beserta troyudin lukas dkk

“Dari sanalah awal saya bergaul dengan para politisi, ” ujarnya.

Saat menginjakkan kaki di Gedung DPRD, ia pun mengucapkan kalimat bila besok atau lusa dirinya akan berkantor di gedung dewan. “Ucapan adalah doa, itu memang benar. Setelah 15 tahun akhirnya terkabul, saya jadi anggota dewan, alhamdulillah, ” tuturnya.

“Saya waktu itu ingin menunjukkan bahwa kami yang lahir dari keluarga pesantren, kelompok santri bisa juga mengabdi pada negara, bukan cuma dalam konteks keagamaan, keumatan. Tapi santri juga bisa mengabdi untuk konteks kemasyarakatan dan hal-hal yang berkaitan dengan isu publik di Kota Bandung, ” jelasnya.

Aa ingin menunjukkan bahwa santri pun bisa mengawal keberlangsungan negara RI. “Karena sebagai santri, kami didoktrin untuk hubbul wathon minal iman atau mencintai negara sebagai bagian dari iman. Atau bahasa lainnya NKRI harga mati, ” tegas warga Villa Pasirwangi ini.

Hubbul wathon minal iman ini pun bagi Aa bukan hanya sebagai slogan. Ia ingin berpatisipasi di dalamnya, menjadi komponen yang ikut mengelola negara dan diwujudkan dengan menjadi anggota DPRD Kota Bandung.

Aa sangat totalitas dalam mengabdi pada masyarakat dan negara. Ia melepaskan pekerjaan sebagai dosen luar biasa di Unpad dan IPDN, dosen tetap Universitas Bina Sarana Informatika Bandung, Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam
STAI KH Badruzzaman Garut dan dosen STAI Al Badar Cipulus Purwakarta.
Selain itu sbg pembisnis pula beberapa usaha lainnya, pengelolaannya diserahkan pada kerabat dan koleganya

“Itu adalah pilihan. Saya fokus di dewan saja, karena saya sebagai Ketua Fraksi dan juga Sekretaris PKB. Apalagi sekarang sedang Pilkada, ketua saya kang erwin jadi calon wakil wali kota. Jadi sekarang fokus dewan dan partai, ” ujar anggota legislatif yang berasal dari dapil 3 meliputi Ujungberung, Antapani, Arcamanik, Cibiru dan Mandalajati.

Aa memiliki motto hidup sebagaimana hadis rosul khairunnas anfauhum linnas atau sebaik baik manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi manusia yg lainnya

Sudah dua bulan lebih menjadi anggota legislatif, Aa pun akan melaksanakan tugas dan fungsi dalam hal budgeting, controlling dan legislasi sebaik mungkin. “Sebagai anggota dewan baru tentu saya mempelajari apa yang harus saya lakukan dengan tiga tugas itu. Apalagi anggota dewan dari PKB itu unik, semuanya baru. Kalau Fraksi lain ada anggota baru dan senior, kita baru semua, ” tuturnya.

“Tentu ada plus minusnya. Plusnya, kita sama-sama belajar karena baru semua dan meraba apa yang harus dilakukan. Tapi tentunya kita akan bekerja sesuai regulasi dan sesuai tupoksi. Minusnya, di Fraksi kita ngomong sama siapa karena semua baru. Tapi poinnya, saya banyak belajar terkait Komisi C da tugas yang saya jalankan. Pada prinsipnya, saya juga sedang belajar menjadi anggota DPRD yang baik, ” ungkapnya.

Sebagai anggota dewan, tentunya Aa akan memperjuangkan aspirasi rakyat. Ia pun tidak akan memilah aspirasi yang datang, tidak dikhususkan dari dapilnya tapi seluruh masyarakat Kota Bandung.

Diakuinya, saat masih ada masalah yang dihadapi di Kota Bandung, salah satunya kemacetan. Seperti diketahui, pada malam hari penduduk Kota Bandung sekitar 2,5 juta, namun pada siang hari bisa mencapai 3,5 juta. Hal itu karena banyak orang di luar Kota Bandung yang mencari mata pencaharian di kota ini.

“Biasanya yang menjadi topik krusialnya itu ketika berangkat atau pulang kerja pada pagi dan sore di wilayah-wilayah perbatasan pasti macet. Nah bagaimana solusi kedepannya ada flyover. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan terlaksana karena pembangunan BIUTR, BRT dan juga fly over, ” ujarnya.

Masalah lainnya yang juga diaspirasikan warga adalah sampah yang harus segera diantisipasi, karena sebentar lagi bisa muncul lonjakan tumpukan sampah. Mengingat ritase pengangkutan ke TPA Sarimukti dikurangi, dan Legoknangka belum dibuka.

“Tentu pemerintah harus terus giat menyosialisasikan dan mengedukasikan kepada masyarakat agar sampah organik dan anorganik dipilah. Sampah organik bisa diolah dengan berbagai metode seperti maggotisasi, komposting dan lainnya. Sementara sampah anorganik didaur ulang menjadi produk yang berguna kembali, ” tuturnya.

Untuk mendorong semangat warga agar mau memilah dan mengolah sampah, Pemkot bisa membuat sayembara ‘sampah jadi kreativitas dan memberikan hadiah bagi mereka yang dinilai kteatif. Selain itu kedepan, Kota Bandung pun harus punya iKON tempat atau pusat kerajinan kreasi dari sampah baik daripada pengolahan sampah organik maupun an organik.

“Sekarang kita punya setra sepatu di Cibaduyut, tahu di Cibuntu, kain si Cigondewah, kedepan kenapa tidak kita punya setra pemilahan sampah organik dan anorganik, ” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.