Pemprov Jabar Targetkan Digitalisasi Ribuan Desa di Jabar

KILASBANDUNGNEWS.COM – Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendorong terwujudnya digitalisasi inklusif hingga ke pedesaan. Pemprov Jabar saat ini telah berupaya membuka akses digital di sebanyak 5.000 desa lebih.

“Program ini akan diperluas ke 5.300 desa di seluruh Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil dalam keterangan yang diterima detikJabar, Kamis (28/7/2022).

Ridwan Kamil menyampaikan tentang inklusi dalam dunia digital itu saat memberikan sambutan di acara pertemuan T20 Indonesia 2022, Digital Transformasi For Rural and Maritime Area yang digelar dua hari, Rabu (27/7/) dan hari ini (28/7). Ridwan Kamil mengatakan desa digital adalah program pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan teknologi digital dan internet. Tujuannya untuk lebih mengembangkan potensi desa, pemasaran, layanan akses dan informasi.

“Layanan publik desa akan digitalisasi terhubung dengan jaringan nirkabel, memiliki pusat komando, media sosial, promosi, e-commerce, serta aplikasi yang disesuaikan dengan karakter dan potensi ekonomi setiap desa,” jelasnya.

Program yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini bahkan sudah diapresiasi oleh sejumlah negara di Asia Pasifik. Ia berharap forum T20 yang juga bagian dari G20 berkontribusi melahirkan ide, dan tindakan kolaboratif dalam mengatasi isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, transformasi digital pasca pandemi COVID-19, juga Program Desa Digital ini.

“Saya harap pandangan seluruh perwakilan dapat terakomodir pada forum G20 nanti,” katanya.

Sementara itu, Pusat Data Informasi Kemendesa PDTT Ivanovich Agusta mengatakan pemerintah Indonesia saat ini tengah mengkaji program yang mengusung digitalisasi desa. Pemerintah mengembangkan data mikro desa dan pelayanan publik berbasis teknologi informasi untuk warga desa.

“Kami yakin hal itu dapat terwujud. Karena berdasarkan perhitungan kami, elektrifikasi dan akses internet di Indonesia akan mencakup semua desa pada 2030 untuk elektrifikasi, dan 2032 untuk akses internet yang menyeluruh dengan memberdayakan dana desa juga,” kata Ivanovich Agusta.

Sementara itu, Lead Co Chair TF2 dan T20 Suhono Supangat mengatakan T20 Digital Transformation For Rural and Maritime Area mendorong agar peserta T20 menyumbang ide untuk kebangkitan kualitas hidup masyarakat desa dan pesisir usai deraan pandemi.

“Biasanya negara maju yang dibahas tapi ini daerah rural dan pesisir belom dibahas, kami mengisi kekosongan di daerah rural dan pesisir karena Indonesia sendiri merupakan negara maritime dan memiliki puluhan ribu desa,” kata Suhono yang juga Ketua Smart City and Community Innovation Center, Institut Teknologi Bandung (SCCIC ITB) itu.

Suhono mengatakan muncul devide semacam infrastruktur yang ada di kota, desa, dan pesisir terkait digitalisasi, koneksinya dan infrastrukturnya. Saat ini terjadi gap antara kota dan desa.

“Output kebijakan untuk negara G20 kemudian hari ini, kita launching Smarter Living Lab di Pasar Dago, Indramayu dan juga Jalan Braga Kota Bandung yang akan kami intervensi dalam setahun ini kita mincing wilayah-wilayah tersebut untuk memaksimalkan digitalisasi yang mewakili desa, kota dan juga pesisir,” ucap Suhono. (Sumber : Detik.com)