KILASBANDUNGNEWS.COM – Tabel IRIO (Inter Regional Input Output) memudahkan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam menentukan arah kebijakan pembangunan sektor ekonomi. Demikian terkemuka dalam webinar bertema “Jelajah Interkonektivitas Ekonomi Jawa Barat” dalam rangkaian Hari Statistik Nasional, yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Selasa (29/9/2021)
“Melalui IRIO dapat dilihat bagaimana sektor-sektor ekonomi Jawa Barat dengan provinsi lain serta saling terkoneksi antar wilayah,” ucap Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI Setianto, menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan kontributor peringkat ketiga dalam PDB Nasional triwulan II 2021. Berdasarkan IRIO 2016, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi unggulan di Indonesia, karena memiliki tingkat dampak keterkaitan yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
“Pemulihan ekonomi Jawa Barat bisa menjadi booster bagi pemulihan ekonomi nasional dengan berfokus pada pengembangan sektor industri (industri kunci dan potensial) serta penguatan dan pengamanan jalur logistik,” ucapnya.
Samiran yang merupakan Statistisi Ahli Madya/Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Jawa Barat memaparkan bahwa industri pengolahan yang menjadi andalan dalam perekonomian Jawa Barat memberikan dampak limpahan (spillover effect) yang cukup besar bagi provinsi lain, di antaranya Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Bengkulu.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Barat Aldo Fantinus Wiyana, menyampaikan manfaat IRIO BPS & Supply Chain Center dalam menguak potensi arus barang untuk pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Industri manufaktur di Jawa Barat sangat mendominasi secara nasional.
“Distribusi barang dan jasa untuk industri ini mempengaruhi potensi pengembangan bisnis yang mencakup biaya-biaya material, transportation, manufacturing dan inventory,” katanya.
“Ke depannya, prospek ekonomi Jawa barat akan terus tumbuh di berbagai sektor seiring dengan progress pembangunan kawasan industri dan sarana prasarana transportasi, serta pemanfaatan IRIO dan Sistem Logistik Daerah (Silogda) dalam penentuan kebijakan perekonomian,” tambah Aldo.
Dr. Bagdja Muljarijadi, yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, mengulas tentang pemanfaatan IRIO dalam dunia akademis dan perencanaan ekonomi spasial.
Menurut Bagdja, analisis dalam model IRIO memiliki kemampuan yang lebih luas dibandingkan model IO (Input Output), khususnya dalam analisis efek intradaerah, antar daerah, dan dampak umpan balik.
Kondisi interkonektivitas Provinsi Jawa Barat lebih banyak ditandai oleh keterkaitan di dalam provinsi, baik pada perdagangan barang antara, barang akhir, maupun input produksi. Sementara untuk perdagangan antarprovinsi, mitra terbesar Jawa Barat utamanya adalah provinsi-provinsi di Pulau Jawa.
Konektivitas ekonomi antarwilayah yang digambarkan dalam IRIO dapat memberikan arah kebijakan untuk pemulihan ekonomi secara regional maupun nasional. Data IRIO dan analisis yang lebih mendalam diharapkan dapat dimanfaatkan oleh lembaga/kementrian maupun berbagai pihak untuk mendukung perencanaan pembangunan. (Parno)