KILASBANDUNGNEWS.COM – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Tono Rusdiantono memastikan program bantuan sosial (bansos) selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baik yang bersumber dari APBD maupun APBN sudah selesai dibagikan.

Seluruh bansos yang telah disalurkan bagi warga Kota Bandung dipastikan tepat sasaran karena data yang digunakan bersumber dari data primer yang paling terbaru dan akurat. “Alhamdulillah proram bansos di Kota Bandung baik dari APBN maupun APBD tidak ada permasalahan yang berarti. Pencapaian target sudah di atas 90 persen,” ungkap Tono pada acara Bandung Menjawab, Selasa (7/9/2021).

Di Kota Bandung ada beberapa program bansos selama PPKM, diantaranya bantuan bersumber dari APBD Kota Bandung senilai Rp30 miliar dengan target 60.000 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Bantuan ini menyasar data non-DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

Dinsos memberi kuota kepada setiap wilayah dan aparat kewilayahan yang akan mengusulkan siapa saja penerima bansos sesuai dengan kriteria. Adapun kriteria yang harus dipenuhi yaitu buruh harian, pekerja informal, disabilitas, lansia, mereka yang belum pernah menerima bantuan, mereka yang pernah terpapar dan terdampak Covid-19.

“Pendistribusian ini cepat melalui BJB dengan menggunakan barcode. Alhamdulillah pendistribusian tahap 1-3 lancar. Dari kuota 60.000 sudah terealisasi 99,62 persen atau 59.469 KPM,” terangnya.

Sehingga, lanjutnya, masih ada sisa kuota. Namun bansos tidak bisa dialihkan ke pihak lain. Sebab dalam Peraturan Walikota (Perwal) menyebutkan, jika penerima tidak bisa menerima bansos maka bansos tidak bisa dialihkan. Sehingga otomatis uangnya akan kembali ke kas negara.

“Karena dalam pembagian bansos tidak boleh tidak sesuai ketentuan. Jika salah sasaran, kita akan tarik kembali,” ucapnya.

Ia mengatakan, ada beberapa alasan sehingga mereka tidak bisa menerima bansos. Di antaranya yaitu penerima sudah meninggal dunia dan tidak ada ahli waris, pindah alamat dan tidak ada di tempat.

“Kemudian banyak penerima bansos yang dia tinggal di Kabupaten Bandung. Ada yang ganda, jadi dia sudah menerima bantuan dari Kemensos,” tuturnya.

“Ada juga yang tidak mau menerima bansos. Mungkin karena kelurahan salah sasaran, NIK dan KK ganda, mereka terdaftar di DTKS jadi sudah pasti mereka tidak diberikan bansos,” imbuhnya.

Sementara untuk bansos yang bersumber dari APBN, terang Tono, bantuan berupa pangan nontunai, yaitu sembako. Dengan target 64.852 KPM dan realisasi 64.852 KPM.

“Alhamdulillah capaiannya sudah 100 persen, karena verifikasi data di Dinsos sudah semakin baik,” ucapnya.

Ada juga beras dari Kementrian Sosial sebanyak 10kg untuk setiap PKH akan yang dibagukan dalam dua tahap. Target tahap pertama sebanyak 108.457 KPM dan sudah terealisasi 106.705 KPM atau 98.38 persen. Target tahap kedua sebanyak 55.341 KPM dan sudah terealisasi 100 persen.

Bantuan lainnya berupa beras 5kg dengan target 6000 KPM dan sudah terealisasi 5.870 atau 97.83 persen. Sementara untuk bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dengan menyasar data DTKS, memiliki target 45.280 KPM dan sudah terealiasi 44.953 KPM atau 99,28 persen.

“Selanjutnya untuk BST (Bantuan Sosial Tunai) dengan target 63.317 KPM terealisasi 62.105 atau 98.09 persen ini data DTKS,” tuturnya. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.