KILASBANDUNGNEWS.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut bakal ada anomali lonjakan kasus kematian warga yang meninggal akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Kondisi itu terjadi imbas pelaporan data-data beberapa pekan sebelumnya yang belum terekam dalam sistem New All Record (NAR) milik Kemenkes.
Tenaga Ahli Kemenkes Panji Fortuna Hadisoemarto mengatakan saat ini pihaknya telah mengidentifikasi lebih dari 50 ribu kasus aktif yang sudah lebih dari 21 hari tercatat namun belum dilakukan pembaharuannya di sistem NAR, yang notabenenya merupakan big data untuk pencatatan laboratorium yang dikelola Kemenkes.
“Jadi beberapa hari ke depan akan ada lonjakan di angka kematian dan kesembuhan yang bersifat anomali dalam pelaporan perkembangan kasus Covid-19. Tapi ini justru akan menjadikan pelaporan kita lebih akurat lagi,” kata Panji dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (12/8).
Panji menjelaskan, sejatinya lonjakan kematian covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dan cenderung disumbang oleh sejumlah provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat merupakan angka yang masih bias secara real time.
Berdasarkan laporan kasus Covid-19 di tanggal 10 Agustus 2021, misalnya, dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut atau pada seminggu sebelumnya.
Bahkan 10,7 persen di antaranya menurut Panji berasal dari kasus pasien positif covid-19 yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari, namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.
“Kota Bekasi contohnya, laporan 10 Agustus dari 397 angka kematian yang dilaporkan, 94 persen di antaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57 persen dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37 persen. Lalu 6 persen sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus,” terangnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati tak menampik terkait temuan keterlambatan dalam pembaharuan pelaporan data terkait penanganan pandemi covid-19 di Indonesia itu.
Ia menyebut, kondisi itu terjadi akibat keterbatasan tenaga kesehatan dalam melakukan input data, sehingga menyebabkan tingginya kasus kematian covid-19 di daerah mereka pada beberapa pekan belakangan.
“Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes. Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan,” kata perempuan yang akrab disapa Wiwid itu.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sebelumnya juga menyebut jumlah kumulatif warga yang meninggal akibat terinfeksi virus corona di Indonesia sepanjang Juli 2021 merupakan kumulatif kasus bulanan tertinggi selama pandemi covid-19 menjangkiti Indonesia dalam 17 bulan terakhir.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kumulatif kematian covid-19 selama periode 1-31 Juli sudah mencapai 35.628 kasus. Jumlah itu bahkan 4,5 kali lipat, menyalip kumulatif bulanan tertinggi di Juni 2021 yang berjumlah 7.913 kasus kematian dalam sebulan.
Sementara itu, dalam 11 hari di Agustus 2021, jumlah kematian warga akibat terinfeksi covid-19 di Indonesia telah mencapai kumulatif 18.079 kasus, atau bila dihitung sudah 50 persen dari jumlah kumulatif kematian covid-19 pada bulan Juli 2021.
Jumlah warga yang meninggal akibat covid-19 terlihat mengalami lonjakan yang signifikan sejak Juli 2021. Bahkan, kasus kematian covid-19 terus mencetak 1.000 kasus lebih yang terjadi secara konsisten sejak 16 Juli.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sebelumnya juga menyebut jumlah kumulatif warga yang meninggal akibat terinfeksi virus corona di Indonesia sepanjang Juli 2021 merupakan kumulatif kasus bulanan tertinggi selama pandemi covid-19 menjangkiti Indonesia dalam 17 bulan terakhir.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kumulatif kematian covid-19 selama periode 1-31 Juli sudah mencapai 35.628 kasus. Jumlah itu bahkan 4,5 kali lipat, menyalip kumulatif bulanan tertinggi di Juni 2021 yang berjumlah 7.913 kasus kematian dalam sebulan.
Sementara itu, dalam 11 hari di Agustus 2021, jumlah kematian warga akibat terinfeksi covid-19 di Indonesia telah mencapai kumulatif 18.079 kasus, atau bila dihitung sudah 50 persen dari jumlah kumulatif kematian covid-19 pada bulan Juli 2021.
(Sumber: www.cnnindonesia.com)