KILASBANDUNGNEWS.COM – Wali Kota Bandung Oded M Danial mengklaim ketersediaan oksigen untuk 29 rumah sakit aman.
“Hari ini Mang Oded didampingi pak sekda dan bu kadis dagin dan juga asisten perekonomian kita pagi ini mencoba untuk meninjau pendistribusian oksigen selama ini yang sempat menjadi permasalahan. Alhamdulillah tadi dari pak Chandra insyallah aman mudah mudahan ke depan. Semua mitra rumah sakit yang ada di Bandung semuanya sudah lengkap insyallah bisa berjalan stok aman cukup,” ucap Oded usai monitoring ketersediaan oksigen di filling station, Rabu (7/7/2021).
Untuk berapa lama ketersediaan oksigen itu ada, kata Oded biasanya bisa dipakai untuk tiga hari tapi karena sekarang kondisi musim covid-19 jadi satu setengah hari.
“Tapi insyallah mereka (pak Chandra,red) bilang aman. Ia ini meemasok untuk 29 rumah sakit. Ada empat distributor di Kota Bandung saling melengkapi. Kalau disini kurang ada di tempat lain,” ucapnya lagi.
Di tempat yang sama Area Manager Bandung Tasik Sukabumi Subang Samator Grup, Chandra Subekti mengatakan ketersediaan oksigen dimasa pandemi ini dari normal 200-250 tabung per hari kini menjadi 1100 tabung per hari.
“Kalau di sini untuk 24 rumah sakit di kota Bandung. Stok disini satu setengah hari tapi hari ngirim, cuma kalau dibilan aman sebulan gak bisa karena wadah hanya segini, ya produksi harian, sejauh ini rumah sakit rekanan kami bisa,” ungkapnya.
Namun Chandra mengaku permintaan dimasa pandemi ini membuatnya keteteran. Biasanya mereka beroperasi dari jam 08.00 – 16.00 wib sekarang jadi sampai jam 02.00 atau 03.00 pagi,” lanjutnya.
Untuk ukuran tabung sendiri kata Chandra ada tiga ukuran umumnya tabung ukuran 6 kubik, pcl dan tangki.
Untuk tangki kapasitas 5000 hingga 10.000 baru ada di RSHS 2 tangki Boromeus 2 tangki, Advent, Sartika Asih, dan Muhammadiyah.
Chandra memastikan kendati permintaan tinggi hingga 3 kali namun harga tidak ada kenaikan. Untuk rumah sakit harga antara 40 sampai 70 ribu per tabung di kota Bandung.
“Kalau normal kita ada industri 30%, tapi sekarang 100% full untuk rumah sakit. Likuid ini dari Cibitung ada telat tapi hitungan jam cuma deg degan aja,” pungkasnya.
Lanjut Chandra kalau covid-19 berkepanjangan ada potensi kekurangan oksigen.
Ia mencontohkan kapasitas produksinya hanya untuk 500 meter kubik sementara pemakian atau kebutuhan 490 meter kubik.
“Itu udah mau mepet kalau lanjut terus ya bisa kekurangan, karena sekarang posisi kebutuhan 490 produksi 500. Dari 1100 masih bisa naik 1500 perputaran pulang pergi rumah sakit pabrik. Makanya tenaga kerja kita tepar semua karena sampai pagi. (EVY)