KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan sejumlah skema untuk mendongkrak dunia kerja yang terdampak akibat Covid-19. Di samping pelatihan dan program magang, pembukaan bursa kerja secara daring pun terus dioptimalkan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung, Marsana mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi bersama sejumlah perusahaan untuk mencari data terbaru peluang lowongan kerja.
Di samping itu melakukan penghimpunan data bagi masyarakat pencari kerja juga terus dilakukan. Kemudian Disnaker memadupadankan agar keduanya saling mengisi antara perusahaan dan pencari kerja.
Informasi keduanya bisa diakses secara daring baik melalui laman resmi Disnaker ataupun aplikasi BiMMA Bursa Kerja yang tersedia di playstore.
“Kita sekarang galakan bursa kerja secara online, lowongan pekerjaan yang sudah masuk cukup banyak. Masyarkat pencari kerja ke disnaker.bandung.go.id atau BIMMA bursa kerja di playstore dan bisa melamar langsung secara online,” ucap Marsana pada acara Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung, Kamis (4/3/2021).
Pada kondisi masih pandemi Covid-19, lanjut Marsana, pembukaan bursa kerja tidak bisa dibuka secara langsung. Hal itu tidak memungkinkan lantaran berpotensi menciptakan kerumunan. Dari pengalaman sebelumnya, bursa kerja Disnaker dikunjungi hingga 7.000-8.000 orang.
Tahun 2021 Disnaker sudah menyiapkan dua paket kegiatan bursa kerja. Apabila memungkinkan bakal dibuka secara langsung. Namun jika situasi pandemi masih kurang memungkinkan maka skema pelaksanaan bursa kerja daring sudah disiapkan.
Marsana menyebutkan, target di setiap kegiatan bursa kerja minimal bisa menghadirkan 40 perusahan. Setidaknya bisa membuka kesempatan lapangan pekerjaan hingga 4.000 lowongan.
“Sebelumnya juga di 2020 kita sudah pernah membuat bursa kerja secara online. Untuk secara online kami tidak membatasi, terakhir kita buat secara online yng hadir mencari kerja 11 ribu orang lebih,” ujarnya.
“Itu terbuka seluruh indobesia, yang Kota Bandung saja itu antara 7-8 ribu orang. Kemarin malahan ada pendaftar dari Kalimantan dan Sumatera juga ada,” imbuhnya.
Marsana menganalisa, lowongan pekerjaan yang banyak dibutuhkan adalah, tenaga marketing. Kemudian Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi.
“Selanjutnya itu yang paling banyak dibutuhkan di bidang transportasi dan ekspedisi. Kemudian juga tenaga kerja multi skill, baik itu keahlian ataupun menguasai teknologi. Kita melihat perusahaan senang merekrut yang segala bisa,” terangnya.
Bagi yang tetap berminat menjadi pekerja, Marsana mengungkapkan Disnaker Kota Bandung juga menyediakan program pemagangan. Semua kebutuhannya dibiayai oleh pemerintah guna menyiapkan tenaga kerja yang siap operasional.
Namun, sambung Marsana, di samping beragam upaya penyediaan lapangan kerja Pemkot Bandung juga berusaha untuk membuka peluang dan wawasan masyarakat melalui program pelatihan. Sehingga, masyarakat didorong untuk memiliki keahlian dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Kita lakukan dengan tetap memberikan pelatihan ada yang berbasis kompetensi dan berbasis wirausaha baru. Ada beberapa yang sudah dilaksanakan pelatihan baik berbasis kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan pelatiham berbasis masyarakat untuk membentuk wirausaha baru,” dia menjelaskan.
Terdampak Covid-19
Sejak kasus Covid-19 kali pertama ditemukan di Kota Bandung pada Maret 2020 lalu, Pemkot Bandung langsung bergerak menginventarsir pekerja yang terdampak. Terdata sekitar 9 ribuan warga Kota Bandung yang berstatus sebagai pekerja ikut terdampak oleh pandemi Covid-19.
Hingga Mei 2020, yang melapor terdaftar sekitar 20 ribuan orang. Namun hanya sekitar 9.000 orang yang merupakan warga Kota Bandung.
Dari sekitar 9.000 orang, sekitar 5.000 lebih dirumahkan. Sedangkan sekitar 3.000 lebih di-PHK.
“Tapi setelah ada bantuan pemerintah yang mendaftar terdampak itu sudah tidak ada lagi,” terang Marsana.
Lebih lanjut Marsana menyebutkan, pandemi Covid-19 juga turut berkontribusi terhadap angka pengangguran yang jumlahnya meningkat pada 2020 lalu. Beragam skema penanganan dari Disnaker diharapkan mampu menekan angka pengangguran tersebut.
“Dari BPS Kota Bandung, tahun 2020 mengalami peningkatan pengangguran dari tahun 2019 yang tercatat ada 105.067 orang. Kemudian di tahun 2021 itu ada 147.081 orang,” katanya. (rls)