KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan ruang bagi para mantan narapidana untuk mengembangkan potensi. Hal itu agar para mantan narapidana bisa memiliki kehiudpan yang lebih baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat menerima Yayasan Insan Anugerah Residivist di Balai Kota Bandung, Selasa (5/1/2021).
“Sudah saatnya buka lembaran baru. Karena semua warga Kota Bandung adalah warga Mang Oded. Saya dapat amanah, hadirkan rasa keadilan kepada semua warga Bandung,” tuturnya.
Menurutnya, Pemkot Bandung memanfaatkan APBD untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya tentu untuk menghadirkan kesejahteraan.
“Saya hadirkan kesejahteraan dengan APBD. Anggaran daerah untuk masyarakat. Ini ada tanggung jawab moral untuk menyalurkan dengan cara yang baik dan benar,” katanya.
Dengan kemampuan anggaran yang ada, tambahnya, Pemkot Bandung merancangnya untuk sejumlah kebutuhan.
“Kalau lembaga, yayasan atau komunitas itu mengajukan programnya untuk kolaborasi dengan Pemkot Bandung di tengah jalan, ini agak susah. Tapi insyaalah saya akan coba carikan solusi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bandung, Atet Dendi Handiman mengungkapkan, di tahun 2021 memiliki program untuk pelatihan, pemasaran, kemitraan sampai fasilitasi.
“Itu kaitan dengan bagaimana menumbuhkan kewirausahaan dan usaha yang bertingkat. Keahlian individu, seperti modal dan pemasaran,” ujarnya.
Sedangkan untuk permodalan, menurut Atet Pemkot Bandung akan membantu menghubungkannya dengan perbankan maupun non perbankan.
“Permodalan itu, antara pelaku usahan dengan lembaga keuangan perbankan dan non perbankan seperti Pegadaian atau Angkasa Pura dan sebagainya. Mudah-mudahan kita bisa membantu perihal bunga yang relatif rendah dan syarat ringan,” ujarnya.
Untuk pelatihan, Atet mengungkapkan, ada sejumlah pelatihan untuk peningkatan kualitas produk.
“Pelatihan untuk peningkatan kualitas produk, itu sudah ada tinggal nanti penyesuaiannya. Seperti produk kuliner sampai fesyen,” katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung, Tono Rusdiantono menyampaikan, untuk kesejahteraan sosial, kegiatan akan disesuaikan dengan minat dan bakat.
“Contohnya sopir, kita akan bantu latihannya. Insyaalah untuk Dinsos bisa diakomodir,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung, Darto AP menambahkan terdapat dua hal utama dalam melaksanakan pelatihan, yaitu hasilnya untuk siap bekerja dan siap untuk wirausaha. Di tahun 2021, pihaknya memiliki 50 sampai 60 paket pelatihan.
“Itu 20-25 peserta. Tentu kita bicara detail kompetensi yang diperlukannya. Kita berikan kompetensi untuk menjadi siap menampung pekerja,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Insan Anugerah Residivist, Asep Djuhaeri menyampaikan, yayasan memiliki kegiatan seperti konseling, pengajian rutin, rehabilitasi napza, pelatihan bimbingan motivasi dan rujukan pendidikan non formal.
“Kita siap menjadi bandar sampah masyarakat yang bisa disatukan untuk bermanfaat bagi masyarkat. Kita buktikan agar stigma negatif itu hilang di masyarakat,” tuturnya.
Seperti pada tahun 2019, terdapat 100 orang mengikuti pelatihan kewirausahaan. Sebanyak 20 orang mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan, 20 orang menjadi pengemudi online dan 30 orang menjadi petugas keamanan.
Sedangkan tahun lalu, terdapat 145 narapidana Asimilasi mendapatkan bantuan uang tunai dan sembako. Sebanyak 8 orang ujian pake A, 27 orang (ujian paket B) dan 29 orang (ujian paket C).
Adapula 13 ABG mendapatkan bantuan Covid-19, perlengkapan kemandirian dan keterampilan. Sebanyak 8 orang bekerja menjadi petugas keamanan dan 22 orang (driver ojek online roda 2) serta 50 orang (driver online roda 4).
“Saya harap pemerintah memiliki program untuk membantu perkembangan kemampuan bagi mantan narapidana untuk hal yang bermanfaat,” katanya. (rls)