KILASBANDUNGNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil mengingatkan adanya potensi krisis pangan pada tahun 2021 mendatang.

“Krisis pangan mayoritas kita prediksi di karbo hidrat, jadi isu beras mungkin itu yang paling utama. Itu dengan asumsi jika negara-negara yang biasa mengekspor beras seperti Vietnam, Thailand di semester II menyetop untuk kepentingan dalam negerinya,” ucapnya.

Gubernur menyatakan, untuk mengatasi krisis pangan ini dirinya mengajak kepada semua lapisan masyarakat untuk semangat menjadikan pangan sebagai ekonomi baru.

“Kenapa saya ngajak orang kota kembali ke desa, tanahnya kita siapin yang penting mereka mau berwirausaha dipangan yang kita atur. Kalau itu lancar In Shaa Allah kita terkendali, kata Gubernur, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020 di Hotel Savoy Homan, Kamis (3/12/2020).

Menurut Gubernur, selain mengajak orang kota kembali kedesa,  beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan untuk menghadapi kemungkinan krisis pangan ini yaitu dengan menyiapkan perusahaan perusahaan yang bergerak pada bidang pertanian yang nantinya, mereka akan menjadi acuan bila masyarakat dalam menanam komoditas sehingga tidak terjadi kebingungan di tengah masyarakat.

“Kita menyiapkan 20 perusahaan pembeli untuk memastikan tidak ada lagi orang bingung menanam apa dan menjual kemana sehingga terjadi produksi yang dibuang karena ketidaksingkronan sistem,” imbuhnya.

Gubernur berharap, 20 perusahaan yang akan hadir dalam West Java Summit di Bidang Pertanian pada 10 Desember 2020 mendatang yang digeral Pemerintah Jawa Barat dan Bank Indonesia Jawa Barat ini akan menjadi mentor kepada individu atau kelompok petani.

“Mereka akan memberikan arahan untuk bercocok tanam sesuai dengan kebutuhan pasar yang nantinya kita arahkan untuk krisis pangan tadi,” ujarnya. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.