KILASBANDUNGNEWS.COM – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung menyatakan Kota Bandung siap menjadi percontohan atau pilot project Kartu Prakerja yang dikampanyekan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Meski pun, saat ini Disnaker Kota Bandung masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres).
“Saya belum tahu Perpresnya sudah selesai atau belum. Jadi saat ini kami masih menunggu bagaimana peran kami, dan regulasi atau arahan dari pusat,” kata Kepala Disnaker Kota Bandung, Arief Syaifudin usai Bandung Menjawab di Ruang Media Balai Kota Bandung, Selasa (4/2/2020).
Sebelumnya, pemerintah pusat menunjuk Kota Bandung dan DKI Jakarta menjadi daerah percontohan Kartu Prakerja yang rencananya digulirkan Kartu Prakerja pada pertengahan tahun ini.
Terkait persiapan, Arief menilai Kartu Prakerja itu lebih ke pelatihan agar menguasai keahlian sesuai dengan pekerjaannya. Hal tersebut sebenarnya sudah sering dilakukan Disnaker Kota Bandung.
“Kota Bandung sudah sering melakukan pelatihan. Bahwa uangnya bukan sebagai gaji tetapi untuk pelatihan. Ketika nanti turun dari pusat untuk melakukan itu, kami sudah siap. Hanya saja kami masih menunggu regulasinya mengatur apa saja,” katanya.
Berdasarkan data, di Kota Bandung terdapat sekitar 96.000 pengangguran dari jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa.
“Kalau melihat data pengangguran tersebut, kita sudah melampaui target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah). Tetapi kita tidak bisa santai. Kita harus terus bersiap menghadapi bonus demografi. Mudah-mudahan dengan kartu prakerja bisa menjawab bonus demografi tersebut,” ucap Arief.
Langkah lain yang dilakukan untuk menekan angka penganguran yaitu mengirimkan tenaga kerja terampil ke luar negeri.
“Kota Bandung telah bekerja sama dengan Jepang. Mereka lost demografi, kekurangan tenaga kerja usia produktif. Jepang membutuhkan ribuan perawat, tenaga kerja di bidang industri, jahit, spare part, dan lain lain. Itu yang coba kita penuhi,” katanya. (rls)