KILASBANDUNGNEWS.COM – Sosialisasi mesin parkir elektronik di Kota Bandung belum maksimal. Selain itu peletakan mesin itu juga dianggap tak tepat.
Retribusi parkir, dan pajak reklame merupakan sumber penerimaan yang belum tergarap secara maksimal di Kota Bandung.
Soal retribusi parkir, capaian hingga November 2019 hanya Rp 8 miliar. Capaian tersebut masih jauh daripada target pada 2019, Rp 72 miliar.
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan menyebutkan, semestinya pemkot bisa memenuhi target retribusi parkir, mengingat fasilitas beserta sarana memadai telah tersedia.
Penentuan target, ucap Tedy, berdasarkan pertimbangan potensi beserta ketersediaan fasilitas beserta sarana yang memadai, bahkan mutakhir.
“Angka target retribusi itu rasional. Bandung merupakan kota dengan potensi parkir luar biasa. Penentuan target tersebut termasuk bentuk upaya menggenjot pendapatan asli daerah Kota Bandung,” ucap Tedy di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, beberapa waktu lalu.
Sosialisasi atas pengoperasian mesin parkir elektronik yang belum maksimal, menurut Tedy, mempengaruhi capaian minim retribusi (parkir). Peletakan mesin parkir elektronik yang tak tepat pada beberapa titik juga menjadi bagian faktor penyebab.
Becermin akan hal tersebut, Pemkot Bandung, terutama Dinas Perhubungan selaku organisasi perangkat daerah yang menjadi sektor pemimpin (leading sector) perparkiran mesti bersikap.
“Meningkatkan cakupan sosialisasi pengoperasian, dan memindahkan mesin parkir yang tak efektif ke lokasi lain,” ujar Tedy.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha menambahkan, sosialisasi pengoperasian mesin parkir belum efektif. Dishub mesti memiliki strategi jitu dalam hal sosialisasi, dan penerapan mesin parkir.
Menurut Achmad, Dishub seakan-akan sebatas memasangkan mesin parkir elektronik.
“Pengubahan metode lama ke modern tak bisa tiba-tiba. Mesti ada strategi sosialisasi yang jitu di tengah masa transisi. Tanpa ada sosialisasi jitu, pengubahan terlalu melompat,” tutur Achmad.
Achmad mengemukakan beberapa contoh bentuk strategi sosilisasi yang dapat menjangkau masyarakat secara langsung, di antaranya, melalui pembagian selebaran berisi tata penggunaan mesin parkir. Bentuk sosialisasi juga bisa berupa peragaan.
Dalam pengoperasian mesin parkir, Achmad menyarankan kepada pemkot agar memanfaatkan kamera CCTV. Pemkot mengarakan penugasan juru parkir pada segi pengawasan penggunaan mesin parkir. (PR)