KILASBANDUNGNEWS.COM – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung memastikan angka pengangguran di Kota Bandung mengalami penurunan dan melebihi target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2018-2023 sebanyak 8,2 persen. Pada tahun 2018 angka pengangguran tercatat 8,44 persen turun menjadi 8,01 persen pada 2019 ini.
Hal itu terungkap saat Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung (Disnaker), Arief Syaifudin dan Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung, Marsana menjadi narasumber pada Bandung Menjawab di Ruang Media Balai Kota Bandung, Kamis (7/11/2019).
Menurut Arief, meski pun pihaknya sudah melampaui target, tidak akan berpuas diri. Karena angka pengangguran tersebut berjalan dinamis tida statis, bisa saja kembali bertambah.
“Bisa saja bertambah bukan hanya dari lulusan sekolah saja, tetapi tingkat urbanisasi juga, terlebih dengan kondisi bonus demografi. Istilahnya saat ini kita over atau kelebihan tenaga kerja namun tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan,” katanya.
Menghadapi bonus demografi yang 61 persennya merupakan tenaga kerja produktif, Arief menilai akan berimbas pada persaingan ekonomi yang tinggi. Oleh karenanya masyarakat harus bisa mempersiapkan diri untuk bersaing bukan hanya di tingkat nasional saja.
“MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) juga harus diwaspadai, maka dari itu Disnaker selain memberikan pelatihan berbasis kompetensi, juga memberikan berbasis kemasyarakatan, untuk mempersiapkan diri ke enterpreneur atau wirausaha baru,” ucap Arief.
Selain MEA, Arief menuturkan, Kota Bandung juga harus bersiap pada tahun depan dengan AFTA (Asian Free Trade Area), CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) dan APEC (Asia- Pacific Economic Cooperation) agar tidak menjadi penonton saja.
“Mudah-mudahan dengan berbagai pelatihan, kami akan coba sesuai dengan pangsa pasar yang ada, akan dipilah mana yang berbasis masyarakat, lokal, dan kompetensi untuk internasional. Karena Disnaker harus menyalurkan tenaga kerja yang ada di lokal, regional, nasional, dan internasional,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung, Marsana mengatakan, saat ini pengangguran di Kota Bandung didominasi oleh lulusan SMK dan Perguruan Tinggi.
“Di Perguruan Tinggi ada 24.330 orang, SMK 24.220 orang. Itu menunjukkan bahwa walaupun kejuruan belum siap terjun langsung ke dunia usaha atau lapangan kerja,” ucapnya.
Marsana mengimbau, lembaga pendidikan membentuk bursa kerja khusus agar bisa kerja sama dengan perusahaan penerima tenaga kerja.
“Kita upayakan hal tersebut, untuk SMK Kota Bandung sudah ada 60 sekolah yang mulai bekerja sama dengan industri di Karawang dan Bekasi,” tuturnya.
“Disnaker juga memfasilitasi penempatan kerja dengan aplikasi BIMMA (Bandung Integrated Mainpower Manajemen Application) yang menjadi andalan meliputi pelatihan kerja dan bursa kerja,” kata Marsana.
Dalam aplikasi tersebut, katanya, ada ribuan lowongan pekerjaan yang disediakan. Para pencari kerja bisa melamar secara online yang dapat dilihat syarat dan ketentuannya agar lebih mudah.
“Yang jadi masalah saat ini, pengangguran yang kena PHK tetapi usia kerjanya sudah lewat. Kami beri kegiatan yang disesuaikan walau pun sementara berupa padat karya, diberikan pekerjaan ringan dan diberi upah atau honor,” katanya.***