Bandung – Program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) menjadi salah satu model rujukan program Zero Waste Cities, sebuah program pengelolaan sampah perkotaan bertaraf internasional. Program ini diinisiasi oleh Mother Earth Foundation di Filipina.
Global Alliance and Incinerator Alternatives (GAIA), sebuah organisasi non pemerintah asal Filipina bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) yang sedang menyelenggarakan kegiatan Zero Waste Academy di Kota Bandung pun memboyong para pesertanya untuk mendengarkan pemaparan langsung dari Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.
Direktur GAIA Asia Pasific, Froilan Grate mengaku sangat terkesan dengan keseriusan Pemkot Bandung menjalankan program Kang Pisman. Hal inilah yang menjadi pertimbangannya untuk memperpanjang kerja sama dengan YPBB.
“Saya berterima kasih dan bersyukur kepemimpinan Mang Oded mendukung zero waste di Kota Bandung. Perluasannya akan terus kita kejar ke depan. GIA telah mendukung Kota Bandung dan kerja sama dengan YPBB akan melanjutkan dukungan selama 3 tahun ke depan. Karena saya senang dengan perkembangan di Kota Bandung,” ucap Grate di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (8/7/2019).
Zero Waste Academy merupakan program workshop dan sharing pengelolaan sampah. Tahun ini acara digelar di Kota Bandung pada 29 Juni-9 Juli. Kegiatan ini melibatkan peserta para aktivis lingkungan dan perwakilan pemerintah dari sejumlah kota seperti Kota Medan, Bali, Kepulauan Seribu, Kediri, dan Surabaya.
Selain memperpanjang kerja sama, Grate juga mengundang secara lisan kepada Oded agar bisa hadir sekaligus memberikan pemaparan pada Zero Waste International Conference 2019 di Penang, Malaysia.
“Saya sekalian mengundang Pak Wali hadir di sana untuk memberikan inspirasi bagaimana kepemimpinan mendorong zero waste dan bagaimana zero waste sangat penting untuk dilakukan,” katanya.
Sementara itu, Direktur YPBB, David Sutasurya menyatakan, Kang Pisman merupakan program yang sangat tepat sebagai solusi penanganan sampah di hulu. Pengurangan sampah di sumber inilah yang kini menjadi rujukan banyak daerah di Indonesia.
“Menurut pandangan kami, untuk skala Indonesia sudah bagus. Memang sangat jarang pemilahan di tingkat RW malahan sudah ada di tingkat kelurahan. Dan Kota Bandung setidaknya kota pertama, makanya pelatihannya di Kota Bandung,” aku David.
Sedangkan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, masalah sampah jangan sampai dianggap sepele. Sebab, dewasa ini justru menjadi persoalan mendasar dan cukup krusial untuk segera ditangani.
Oded menjelaskan selain keseriusan pemerintah, kunci utama untuk bisa menggulirkan Kang Pisman adalah konsistensi. Selebihnya, kolaborasi dan desentralisasi menjadi strategi agar Kang Pisman berjalan lancar.
“Kami tetap konsen dengan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Misi kami membangun peradaban baru dengan konsep kolaborasi. Artinya sampah dikelola bersama-sama. Sedangkan desentralisasi itu kalau sampah diselesaikan di tingkat kewilayahan pasti banyak manfaatnya,” jelas Oded.
Selama ini Oded acap kali terjun langsung ke masyarakat untuk menggelorakan Kang Pisman. Selain menggandeng instansi pemerintah ataupun swasta, dia juga turut mengajak para pengusaha untuk terlibat dalam program Kang Pisman.
Bahkan Oded berencana untuk penetrasi program Kang Pisman ke kalangan para pemuka agama. Melalui pendekatan spiritual ini, diharapkan para pemuka agama bisa menyerukan kepada umatnya mengenai program Kag Pisman.
“Saya mengajak semua elemen di Kota Bandung dan memberikan pemahaman perihal Kang Pisman agar mereka bisa mentransformasikan di masyarakat nilai dari budaya pengelolaan sampah,” jelasnya.
Oded menambahkan, Kang Pisman bukanlah gebrakan fisik yang hanya bersifat sementara. Program ini merupakan fondasi untuk menciptakan budaya baru di masyarakat agar lebih peduli sampah sejak dari hulu.
Salah seorang peserta dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Muhammad Yamin Daulay mengaku, Kang Pisman memberikan inspirasi tentang program pengelolaan sampah sekaligus membentuk budaya baru agar masyarakat mengurangi produksi sampah.
“Ada sinergitas yang dibangun dalam pengolahan persampahan ini. Apa yang disampaikan Pak Wali Kota membangun peradaban sehingga zero waste menjadi gaya hidup kekinian,” ujar Yamin.***