Bandung – Akses masyarakat terhadap ari bersih hingga saat ini masih menjadi persoalan, karena berdasarkan data yang ada, masih terdapat 30 persen warga di Indonesia kesulitan untuk mengakses air bersih dengan mudah.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Eko Winar Irianto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berfikir dan bertindak bahwa kita memerlukan air untuk kehidupan secara terus menerus.
Dalam acara dengan ”Leaving No One Behind” Eko menghimbau kepada masyarakat untuk bisa menggunakan air seefektif mungkin dan melakukan berbagai rencana agar cadangan air bersih bisa bisa bertahan atau melimpah.
“Rasanya tidak ada kehidupan tanpa air, oleh karena itu mari kita melakukan renungan melakukan rencana-rencana dan aksi-aksi bagaimana bahasa harapan bahwa setiap orang nanti harus mendapatkan akses air,” ucapnya.
Menurut Eko, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam upaya untuk menjaga keberadaan air salah satunya dengan membuat sumur-sumur resapan, minimal di rumah masing-masing.
‘Di kita ada sarana air resapan sangat sederhana (Saras) sehingga bisa mengurangi limpasan air dari atap saluran air rumah tangga saat hujan dan sebagai tabungan saat musik kemarau juga,” ucap Eko, di acara Hari Air Sedunia, di Car Free Day Dago (CFD) Dago, Minggu (24/3/2019).
Eko menyatakan, untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses air bersih khususnya di daerah-daerah yang sulit untuk mendapatkan air bersih pihaknya telah melakukan sejumlah inovasi, salah satunya melalui pengembangan teknologi Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).
“Teknologi ini digerakan tanpa menggunakan listrik tetapi dengan air diterjunkan dengan ketinggian minimal 4 meter untuk mengakses turbin dan memompa air hingga ketinggian 300 meter dengan debit 1 liter per detik,” tuturnya.***
Rep: Suparno Hadisaputro