KILASBANDUNGNEWS.COM – Sedikitnya 11 rumah warga di Kampung Tegal Nangklak, RT 21 RW 8, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, rusak nyaris ambruk. Kondisi ini diduga terjadi akibat aktivitas pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung yang berada sekitar 10 meter di bawah bangunan rumah warga.
Salah seorang warga Cucu Mulyati (42) mengatakan awalnya kerusakan muncul berupa retakan kecil. Seiring waktu, retakan tersebut melebar hingga kurun waktu 2 bulan terakhir.
Menurutnya, sebelum ada proyek pembangunan kereta cepat, ada pihak yang sudah mengukur rumah warga. Warga mengira rumah mereka akan direlokasi sebagai kompensasi imbas proyek. Nyatanya, proyek pembangunan sudah berjalan lama, tapi tak kunjung ada relokasi.
“Saya kira dulu mau relokasi, tapi sampai sekarang tidak ada. Malah sekarang kita kena dampaknya. Ini kan hilir mudik kendaraan besar, di bawah ada pembangunan terowongan, jadi seperti longsor gitu. Tanah ini sudah bolong,” ucap Cucu di rumahnya, Selasa (12/11/2019).
Cucu menjelaskan, kondisi bangunan rumahnya nyaris ambruk. Bangunan dinding sudah menganga hampir 30 sentimeter, bahkan di beberapa bagian hancur. Ia terpaksa memasang bambu untuk menopang bangunan rumahnya.Hal senada dikatakan Nani Sumarni, yang rumahnya juga dikategorikan rusak berat. Ia kini terpaksa meninggalkan rumah demi keselamatan. Ia bersama keluarganya mengontrak di tempat yang lebih aman.
Melihat kondisi ini, warga sempat melakukan untuk rasa dengan melakukan blokir jalan. Aksi pun membuahkan hasil. Warga diberi kompensasi Rp 1 juta dalam satu bulan untuk biaya kontrakan.
“Setelah kita demo, baru dari pihak China ada datang dan memberikan uang, cuma untuk ngontrak saja. Untuk perbaikannya masih harus tunggu dan belum tahu kapan waktunya,” ujar Nani.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, Satreskrim Polres Purwakarta datang ke lokasi memasang garis polisi di tiga rumah yang alami rusak berat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian dan pihak PT KCIC belum memberikan keterangan resmi terkait rumah warga yang rusak diduga dampak dari adanya pembangunan terowongan kereta cepat.***