KILASBANDUNGNEWS.COM- Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menyampaikan ujian nasional akan kembali diselenggarakan atau tidak menjadi salah satu wacana yang dinanti-nanti keputusannya oleh masyarakat, baik orangtua, murid juga sekolah.  Mengingat waktu belajar sudah semakin pendek bila ujian nasional ini akan diselenggarakan kembali. Sementara persiapan harus dibuat dengan sangat cermat.

Karenanya politisi PKS ini mengingatkan Kemendikdasmen untuk sesegera mungkin membuat keputusan terkait hal ini.

“Pertama saya sepakat pendidikan itu perlu evaluasi, apakah mau dibuat dalam bentuk bernama ujian nasional ataupun bukan. Yang jelas harus segera ada keputusan karena waktunya sangat pendek. Biasanya kan kalau ada ujian-ujian itu diselenggarakannya kalau yang SMA itu April. April itu kan habis Ramadan ya, sebentar lagi. Lalu SMP dan biasanya yang SD itu di Mei. Jadi segera saja dibuat keputusannya mau ada evaluasi pendidikan macam apa.

Menurut aleg PKS ini evaluasi pendidikan itu sebaiknya terwujud dalam bentuk evaluasi terhadap individu tetapi tidak harus dilakukan pada akhir masa pendidikan. Evaluasi ini bisa saja dilakukan misalnya setahun sebelum akhir masa pendidikan agar siswa yang telah dievaluasi bisa memperbaiki hasil evaluasi yang masih kurang memenuhi standar.

Dalam periode pemerintahan yang lalu, ujian nasional ditiadakan dan diganti dengan asesmen nasional. Asesmen ini berupa asesmen nasional, yang disampling, dan itupun hitungan evaluasinya adalah sekolah. Menurut Ledia asesmen ini kurang memberikan pengaruh pada upaya peningkatan kemampuan siswa menuntaskan pencapaian pembelajaran sesuai kurikulum.

“Setelah mendapat evaluasi dari asesmen yang hitungannya adalah evaluasi sekolah apakah bisa ada perbaikan yang tepat karena ketika tahun depannya dilakukan asesmen lagi anaknyakan udah beda, jadi akhirnya terlalu banyak variabel-variabel yang berpengaruh,” katanya.

Sementara, lanjut aleg dapil Kota Bandung-Kota Cimahi ini kalau bicara soal individu, evaluasi akan menjadi satu sarana untuk memastikan ketuntasan pembelajaran dan sekaligus menjadi jembatan bagi kelancaran kelanjutan pendidikan berikutnya.

“Ketika tadi saya katakan pertama pendidikan itu harus dievaluasi, maka kedua kita perlu memastikan bahwa evaluasi bagi siswa ini bukan sebuah _exit exam_, bukan penentu dia lulus atau tidak, tapi merupakan bagian dari evaluasi ketuntasan pembelajaran. Jadi semua hasil raportnya itu harus terbawa hingga jenjang pendidikan berikutnya agar ibu guru, bapak guru yang berada pada jenjang pendidikan berikutnya itu tidak harus mengajar dari nol lagi,” tandasnya. 

Evaluasi yang dilakukan pada siswa ini menurut Ledia juga dapat memberikan satu gambaran utuh tentang siswa baik dari sisi akademis, bakat dan karakter.

“Oh ternyata ketika SD dia punya problem di sini, namun dia pandai di sini, atau dia menonjol di sisi ini. Jadi nanti pengembangan karakter peserta didik itu, pengembangan kemampuan akademisnya, pengembangan bakatnya itu bisa terikuti. Tidak hilang-hilang, nol lagi, nol lagi. Tapi justru semua data terbawa pada dirinya.” ungkapnya memberi contoh.

Sementara untuk masa sekolah SD yang cukup panjang, Sekretaris Fraksi PKS ini mengusulkan evaluasi bisa dilakukan dua kali, semisal di kelas 4 dan 6.

“Kalau SD mungkin evaluasi pertama di kelas 4 untuk memastikan semua pembelajaran di 3 tahun pertama sudah tuntas. Setelah itu nanti misalnya di kelas 6 konteksnya adalah melihat ketercapaian pendidkan secara utuh, sekali lagi bukan sebagai _exit exam_ yang dipakai untuk menentukan bisa melanjutkan pendidikan atau tidak,” terang ledia.

Kalaupun kelak akan tetap dibuat ujian nasional secara umum, Ledia mengingatkan pemerintah agar bisa bersikap adil dan bijaksana.

“Kalau kita mau membuat satu sistem perbaikan mutu pendidikan, sebaiknya memang mengevaluasi individu. Kalaupun tetap akan dibuat berbentuk ujian nasional harus dikaji secara cermat apakah adil dan bijaksana bila nanti ujian akhir ini justru dipakai sebagai ukuran untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.” Tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.