Ulama Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Pengurus Wilayah Al Washliyah Jawa Barat, Ahmad Aidin Tamim saat acara pengukuhan Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).

Bandung – Berbagai negara-negara di dunia saat ini terus berlomba-lomba untuk yang terdepan dalam berbagai sektor kehidupan dan dalam kurun waktu 25 tahun ke depan akan terjadi pergeseran dari sisi kekuatan dan kemajuan.

Tahun 2045 bertepatan satu abad Indonesia merdeka, diprediksi mencapai puncak kejayaannya dan masuk menjadi 5 negara terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Cina India dan Jepang.

Namun menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar Indonesia menjadi negara maju dan kuat pada 2045, diantaranya pertumbuhan ekonomi harus stabil 5 persen, stabilitas harus terjaga dan generasi mudanya harus kompetitif dan mampu menguasai “hardskill” dan “softskill”.

“Pertumbuhan ekonomi 5% yaitu bisa menurunkan kemiskinan, pengangguran, kedua semua pihak harus menjaga kerukukan, jaga kondusifitas tidak saling bertengkar meski beda pilihan, tapi jangan saling ejek ketiga generasi muda tambah pengetahuan, keahlian, skill bahasa, harus mengerti digital dan mampu berinovasi,” jelasnya.

Iwa menyatakan, untuk mewujudkan hal tersebut perlunya peran ulama salah satunya dalam menjaga kondusifitas khususnya dalam proses pembangunan yang saat ini terus berjalan serta mencetak generasi yang memiliki penguatan agama serta keimanan.

“In Shaa Allah Jabar bisa terjaga suasana kondusif dengan peran para ulama, penggunaan internet harus produktif dalam penguatan agama, keimanan,” kata Iwa, di acara pengukuhan Pengurus Wilayah Al Washliyah Provinsi Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Al Washliyah Jawa Barat, Ahmad Aidin Tamim menyatakan, pihaknya siap mendukung dan membantu program-program pemerintah khususnya dalam menjaga ukhuwah dan situasi kondusif di Jawa Barat.

“Pasti untuk PW Jabar berkiprah bersama menjalin ukhuwah sesama, di Jabar saat ini keretakan terjadi dimana-mana di kota/kabupaten, maka kita berpartisipasi aktif menjaga suasana kondisi dan silaturahmi caranya semua kelompok silaturahmi dengan semua komponen,” ucapnya.

Ahmad mengakui bahwa, banyak jamaah Al Washliyah yang berbeda partai, beda pilihan serta dukungan, namun kondisi ini tidak menjadikan diantara mereka terjadi perpecahan dan tetap menjaga ukhuwah Islamiah.

“Selama ini beda partai dan beda dukungan tapi nyatu, tidak ada masalah apa-apa, nah budaya ini bisa berharap di tengah-tengah masyarakat ada seperti ini,” harapnya.***


Rep: Suparno Hadisaputro