Tahun 2020, Konsumsi Listrik Bidang Kesehatan di Jabar Naik 8,15%

KILASBANDUNGNEWS.COM – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat mencatat selama tahun 2020, pelanggan besar bidang usaha kesehatan di Jawa Barat mengalami kenaikan konsumsi listrik yang siginfikan sebesar 8,15% dibandingkan dengan tahun 2019.

Manager Komunikasi PLN UID Jawa Barat, Iwan Ridwan menjelaskan penjualan kWh tahun 2020 yang mengalami peningkatan utamanya adalah pelanggan besar bidang kesehatan yang meliputi Rumah Sakit, Pukesmas, dan Praktek dokter naik 7,19 persenmenjadi 340.393.015 kWh dan Farmasi/ Obat/ Kesehatan naik 9,1 persen menjadi 355.827.943 kWh.

“Pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020, membuat kebutuhan masyarakat akan suplemen, obat obatan dan berbagai alat kesehatan meningkat. Begitu pula rumah sakit, pukesmas, dan berbagai klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan. Kondisi tersebut tentu membutuhkan dukungan operasional listrik, oleh karena itu konsumsi listrik bidang tersebut meningkat,” ucapnya.

Untuk Jawa Barat sendiri, pelanggan besar industri Farmasi/ Obat/ Kesehatan terbanyak ada di Cimahi (18 pelangan), Cikarang (17 pelanggan), dan Gunung Putri (17 pelanggan) sadangkan pelanggan Rumah Sakit, Puskesmas, dan Praktek Dokter terbanyak ada di Bandung (27 pelanggan), Bogor (20 pelanggan) dan Bekasi (19 pelanggan).

Iwan mengatakan, selain bidang kesehatan, kenaikan konsumsi lisrik juga dialami oleh pelanggan besar bidang peternakan sebesar 2,7 persen menjadi 224.945.524 kWh; pergudangan sebesar 1,72 prsen menjadi 57.843.605 kWh dan pertanian, perhutanan, perkebunan, sebesar 1,44  persen menjadi 113.966.573 kWh.

“Meski dalam pandemic, pangan adalah kebutuhan primer masyarakat. Oleh karena itu, konsumsi bidang tersebut tumbuh,” kata Iwan, Jumat (5/2/2021)

Iwan menambahkan, peningkatan pada bidang pertanian dan peternakan tak lepas dari gencarnya sosialisasi program Electrifying Agriculture dan Electrifying Aquaculture yang dilakukan oleh PLN UID Jawa Barat.

“Program ini menarik karena akan ada banyak manfaat yang akan diperoleh petani dengan menggunakan mesin listrik, yaitu hemat biaya, bersih, bebas polusi, minim perawatan, dan mudah dalam pemakaian,” ujarnya.

Sementara itu, Atok pemilik Heleur juga merasakan manfaat tersebut, dimana lebih menguntungkan listrik karena setidaknya biaya operasional menurun, bisa selisih sekian juta lah.

“Diesel itu harus selalu dipelihara agar saat mesin digunakan tidak mogok,” jelasnya.

Seperti diketahui bahwa, jumlah pelanggan besar yang mengalami kenaikan konsumsi listrik pada tahun 2020 meliputi pelanggan farmasi, obat, kesehatan 105 pelanggan, rumah sakit/puskesma/praktek dokter 192 pelanggan, peternakan 142 pelanggan, pergudangan 59 pelanggan dan pertanian, perhutanan, perkebunan 28 pelanggan. (Parno)