Synthesis Development Bidik Generasi Milenial Bandung

Bandung – Generasi millennials di Indonesia yang Iahir pada tahun 1980-2000an kini sudah masuk ke dalam angkatan kerja, dan diprediksi menjadi kelompok terbesar pembeli properti di Indonesia hingga 10 tahun ke depan.

Namun menurut hasil survey, generasi kelahiran tahun 1982-1995 diprediksi tidak akan bisa membeli rumah pada tahun 2020 karena kecenderungan gaya hidup yang dikatakan boros dan tingginya rata-rata kenaikan harga rumah dari waktu ke waktu.

Saat ini masih banyak milenial yang merasa penghasilannya belum mencukupi untuk membeli properti, ingin hidup praktis, aktivitas leisure yang berlebihan karena ikut tren atau supaya bisa terlihat eksis di media sosial dan terlalu fokus ke gaya hidup konsumtif, gadget freak dan brand minded.

Menurut Property Investment Advisor Synthesis DeveIopment, Asnedi sebenarnya millennials atau keluarga muda bukan tidak mampu membeli properti tetapi lebih karena belum mau membelinya. Padahal mereka diperkirakan bakal menggerakkan ekonomi dalam negeri dan mendorong perkembangan tren industri sektor properti baik masa sekarang, dan pada periode mendatang.

“Kondisi lain yang dialami millennials yang bekerja di Jakarta saat ini adalah tinggal di hunian dengan sistem sewa. Mereka ada keinginan untuk membeli hunian, tetapi merasa berat atas Down Payment (DP) dan beragam biaya Iainnya salah satunya akad kredit,” katanya.

Asnedi mengatakan, melihat dari kondisi tersebut telah memberikan gambaran bahwa kalangan millennials dan profesional dihadapkan dengan masa depan yang abu-abu dalam hal pemenuhan kebutuhan hunian.

Asnedi menuturkan, generasi bebas atau millennials terdiri dari 3 tipe, ada yang masih tahap menempuh pendidikan (student millennials), pekerja (working millennials) dan berkeluarga (family millennials).

“Generasi millennials di Bandung mendapat kesempatan eksplorasi kreatifltas dalam belajar, bekerja dan berbisnis dengan beragam akses yang ada, juga dalam memilih tempat tinggal. Bahkan saat ini sangat banyak millenials asal Bandung yang memiliki pekerjaan utama justru di Jakarta,” ucapnya.

Asnedi menyatakan, hidup millennials sangat dinamis dan logic sehingga generasi milenial tidak perlu khawatir tidak bisa membeli hunian karena ada terobosan yang diberikan untuk menyasar segmen pasar ini seperti yang ditawarkan Prajawangsa City.

“Kami akan membayarkan DP nya supaya millenials khususnya warga Bandung bisa memiliki hunian sekaligus investasi di kota besar Jakarta,” kata Asnedi kepada wartawan di Ibis Hotel, Bandung, Senin (10/9/2018).

Asnedi beralasan dibidiknya millenials Bandung karena potensi pasarnya cukup tinggi yaitu berada di urutan ke-3 setelah Jakarta dan Medan serta populasi orang Bandung yang tinggal di Jakarta cukup tinggi

“Populasi orang Bandung ke Jakarta cukup tinggi termasuk yang ngontrak serta banyak pembeli property sebelumnya berasal dari Bandung,” pungkasnya.***

Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung