Sopir Angkutan Kawah Putih Bandung Harap Tempat Wisata Tak Kembali Tutup

KILASBANDUNGNEWS.COM – Pembukaan tempat wisata Kabupaten Bandung disambut bahagia oleh para supir mobil angkutan tempat wisata di Kawah Putih. Mereka berharap tempat wisata terus dibuka agar dapur mereka tetap ‘ngebul’.

Mobil angkutan wisata yang dikendarai Enjang Rohmat (40), melaju dengan cepat di track menanjak menuju puncak Kawah Putih. Tidak sampai di situ, mobil berwarna oranye itu dengan lihainya melaju dengan cepat di kelokan yang cukup tajam.

Dengan semangat, Enjang terus menginjak pedal gas mobil dengan jendela terbuka hingga sampai di terminal dekat kawah.

Semangat itu, ia tunjukkan sebagai bentuk syukur dengan dibukanya tempat wisata. Ia mengaku telah menganggur selama tiga bulan karena tempat wisata ditutup.

“Alhamdulilah sudah buka, soalnya mata pencaharian banyak supir dari ontang anting (angkutan wisata). Yang tadinya ditutup, kita hilang mata pencaharian. Alhamdulilah bisa dibuka lagi, bisa bikin dapur ‘ngebul’ lagi,” ucap Enjang saat menunggu penumpang, Minggu (12/9/2021).

Ia menuturkan selama tiga bulan, mobil angkutannya terparkir di dalam kawasan wisata. Beruntung mobil angkutannya sering dirawat, banyak dari mobil lainnya terpaksa diservis dan mengeluarkan biaya operasional kembali.

Dirinya menuturkan terpaksa menganggur selama tiga bulan tersebut. Kadang, ia terpaksa mencari pekerjaan secara serabutan. Hal itu dilakukan demi dapur tetap mengebul.

“Tiga bulan setengah. Mobil di parkiran nganggur, mati total,” ucapnya.

“Gak ada sampingan lagi, yang punya sampingan ngaburuh dulu. Peralatan rumah ada yang sampai dijual. Ada juga yang minjam uang. Nunggu bantuan soalnya gak datang datang,” ucapnya.

Meski dibuka, kapasitas pengunjung yang masuk ke tempat wisata dibatasi. Hal itu pun berpengaruh kepada penghasilannya. Dirinya hanya dapat Rp 40 ribu saja dalam satu kali mengangkut wisatawan ke puncak.

Meski masih terbatas, dirinya amat bersyukur karena sedikitnya sudah bisa kembali beroperasi.

“Syukur alhamdulilah bisa makan walau sedikit. Uang sekali rit kan Rp 140 ribu, itu dibagi buat yang punya mobil, bensin, kita supir cuman Rp 40 ribu,” ujarnya.

Ia dan para supir lainnya pun berharap agar tempat wisata tetap dibuka. Apabila ditutup kembali, mereka pun terpaksa menganggur dan dapur kembali tidak mengebul.

“Kita harapannya jangan ditutup lagi, misalkan seperti dulu, misalkan sudah 200 pengunjung, disetop dulu dibawah. Nanti kalau sudah berkurang, baru naik lagi,” harapnya. (Sumber: news.detik.com)