Rupiah Anjlok, Importir Diuntungkan

Bandung – Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat terus mengalami pelemahan, hingga menyentuh angka Rp.15.000 per dollar, dengan depresiasi paling tinggi terjadi pada Selasa (4/9) kemarin yang menyentuh level Rp15.029 per dollar AS.

Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Herry Dermawan mengaku prihatin dan sangat mengkhawatirkan dengan kondisi terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar AS tentunya dapat berdampak terhadap masyarakat.

“Dengan kondisi rupiah melemah saat ini, di sisi lain ada pihak yang diuntungkan maupun dirugikan, importir saya kira diuntungkan dengan menguatnya dollar AS,” ucapnya.

Herry mengimbau kepada Pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) untuk melakukan berbagai upaya dan cara untuk menahan laju nilai mata uang dollar AS yang terus menguat terhadap rupiah.

“Kalau sudah 15.000 dikhawatirkan susah ditahan, apalagi Indonesia banyak pengusaha yang masih tergantung impor, ini akan susah,” ucap Herry, kepada wartawan di gedung DPRD Jabar, Rabu (5/9/2018).

Herry menegaskan, dampak dari melemahnya rupiah, dipastikan juga akan terasa pada naikmya harga-harga barang atau komoditas di dalam negeri sehingga dipastikan masyarakat akan merasa resah.

“Sekarang harga tidak naik saja masyarakat sudah banyak yang kelimpungan, apalagi nanti kalau harga naik,” ujarnya.***

Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung