Puskesmas Ibrahim Adjie Siap Tangani Pasien Covis-19

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meninjau pelayanan di UPT Ibrahim Ajdie, ln. Ibrahim Adjie terkait kesiapan Puskesmas dan perannya dalam pencegahan Covid-19. (Foto: Humas Pemkot Bandung)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) di Kota Bandung tetap memberikan pelayanan terhadap kesehatan dasar masyarakat. Termasuk Puskesmas Ibrahim Adji, yang menyatakan kesiapannya menangani pasien virus corona atau covid-19.

Puskemas Poned yang fungsi utamanya pelayanan kesehatan tingkat pertama, khususnya untuk ibu hamil dan melahirkan itu, kini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pelayanan tingkat pertama pasien covid.

Wali Kota Bandung Oded Muhamad Danial mengapresiasi kesiapan Puskesmas Ibrahim Adji, dalam menghadapi wabah covid 19. Apalagi telah memiliki ruangan khusus yang dipersiapkan sebagai ruang pelayanan bagi pasien terdampak covid-19.

“Kunjungan ke Puskesmas Ibrahim Adjie ini dalam rangka menghadapi Covid-19. Namun puskesmas ini lebih menekankan sebagai klinik atau puskesmas bersalin,” katanya usai kunjungan.

Wali kota menilai, kesiapan dari Alat Pelindung Diri (APD) di puskesmas sudah ada dan cukup lengkap. Terlebih Puskesmas Ibrahim Adjie memiliki ruangan khusus yang dipersiapkan sebagai ruang pelayanan bagi yang terdampak Covid-19.

“Saya berharap ini semua menjadi bagian dari upaya-upaya Pemkot Bandung menghadapi virus corona ini,” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada para pegawai di Puskemas Ibrahim Adjie untuk tetap melayani masyarakat dengan optimal di saat pandemi Covid-19 ini.

“Saya apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada semua garda terdepan, SDM Kesehatan melaksanakan tugas harian dan kini bertambah dengan Covid-19. Jaga kesehatan imunitas dan tidak boleh lengah,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, dr. Adnan Affandy Sofyan mengatakan, sudah mempersiapkan pelayanan pemeriksaan bagi pasien khusus yang mempunyai gejala pernafasan.

“Ada dua ruang pelayanan umum, salah satunya dialihfungsikan menjadi ruang pelayanan pemeriksaan bagi pasien yang khusus mempunyai gejala tertentu,” katanya.

“Ruang tindakan atau UGD menjadi ruang isolasi. Jika ada pasien yang dideteksi atau dicurigai Covid-19 akan ditempatkan di sana. Sebelum penanganan kita pakai APD lengkap dahulu baru ditangani,” tambahnya.

Terkait APD, Adnan mengakui bahwa pihaknya mengalami kesulitan untuk membeli karena kelangkaan yang terjadi. Bahkan pada bulan Maret para pegawai sempat memakai jas hujan sebagai APD.

“Untuk awal tahun ini kita belum belanja, ketika mau belanja ternyata di pasaran sudah langka, akhirnya kita hanya punya stok tahun lalu. Namun Alhamdulillah banyak donatur yang menyumbang untuk APD ini,” katanya.

Adnan mengaku merasa terbantu dengan adanya donasi APD, sehingga sekarang bisa memakai secara lengkap.

“Kemarin juga dari Dinkes sudah drop APD ke kita. Insyaallah cukup sampai akhir April. Kita juga ingin melindungi pegawai yang kontak dengan pasien,” katanya. (AGU)