Puluhan Rumah Rusak Diterjang Hujan Lebat dan Angin Kencang di Ciamis

KILASBANDUNGNEWS.COM – Puluhan rumah di Desa Sindangangin, Kecamatan Lakbok dan Desa Sidarahayu, Kecamatan Purwada, Ciamis rusak disapu angin kencang yang menyertai hujan lebat Kamis (14/11/2019) sekitar pukul 12.30.

Sekitar 30 menit angin berputar‑putar menyapu dua desa yang berada di sisi Sungai Citanduy, tak jauh dari Bendung Maganti tersebut.

Akibat terjangan angin itu 50 rumah rusak.

Kerusakan terparah di Dusun Pasungsari, Desa Sidarahayu dan Dusun Sarimukti, Desa Sindangangin.

Di Dusun Sarimukti delapan rumah rusak, lima rumah di antaranya porak poranda tertimpa pohon tumbang.

Dua keluarga di dusun tersebut terpaksa mengungsi.

“Dua keluarga mengungsi karena rumahnya rusak parah tertimpa pohon tumbang. Ibu Tursinah dan Pak Slamet sementara mengungsi ke rumah sanak saudaranya,” ujar Kepala Desa (Kades) Sindangangin, Dasiah, seperti dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (15/11/2019).

Angin kencang yang melanda Sindangangin, kata Dasiah, terjadi hanya beberapa saat setelah azan Zuhur.

Tiupan angin itu terjadi sekitar setengah jam dan desa itu menjadi mencekam.

Setelah angin reda hujan deras turun hingga sore hari.

“Tiba‑tiba hujan turun lebat disertai angin kencang. Anginnya berputar‑putar dengan suara gemuruh seperti pesawat tempur lewat. Atap berderak‑derak, berguncang‑guncang. Kami jadi panik, lihat di halaman tenda juga terbang,” katanya.

Menurut Dasiah, kerusakan paling parah menimpa rumah Slamet.

Rumah permanen petani sukses tersebut dihantam pohon kelapa dan pohon albasia sekaligus.

“Sebelum menimpa rumah, pohon tersebut menghantam kandang sapi. Satu ekor sapi yang sedang bunting sekarat, tiga ekor lainnya patah kaki,” kata Dasiah.

Menjelang sore warga bergotong royong menyingkirkan puing‑puing pohon yang menimpa rumah warga termasuk rumah Slamet.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis, Drs HM Soekiman, mengatakan rata‑rata rumah rusak atapnya.

“Kami masih di lapangan untuk mengetahui jumlah rumah yang rusak berat, sedang maupun ringan, masih didata,” ujar Soekiman.***