PMI Ajak Penyintas Bergejala Berat untuk Donor Plasma Konvalesen

KILASBANDUNGNEWS.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung mengajak kepada seluruh masyarakat penyintas Covid-19 untuk menjadi donor plasma konvalesen. Utamanya, penyintas yang bergejala dan cukup berat.

Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah mengungkapkan hal tersebut pada acara Bandung Menjawab yang berlangsung secara daring, Selasa (29/6/2021).

Uke mengatakan, saat ini banyak pasien yang membutuhkan plasma konvalesen. Hingga Selasa (29 Juni 2021), tercatat antreannya sebanyak 458 pasien.

Uke menjelaskan, satu orang pasien memerlukan sekitar dua labu plasma konvalesen. Dari jumlah antrean tersebut, sebanyak 261 pasien baru mendapatkan satu labu. Sedangkan 197 sisanya sama sekali belum ditransfusi plasma konvalesen.

Pasien yang memerlukan plasma konvalesen untuk golongan darah A sebanyak 156 orang, golongan darah B sebanyak 138 orang, golongan darah O sebanyak 132 pasien, dan golongan darah AB sebanyak 32 pasien.

“Saat ini permintaan plasma konvalesen tengah mengalami peningkatan. Dari hari ke hari jumlah pasien yang meminta donor terus bertambah hingga menyentuh angka 30-an orang,” kata Uke.

Namun Uke mengungkapkan, PMI Kota Bandung tidak memiliki stok ketersediaan plasma konvalesen. Sehingga wajar apabila kasus Covid-19 tengah mengalami peningkatan, maka daftar antrean plasma konvalesen kian bertambah.

“Jadi kalau hari ini dapat donor, lalu diproses, kemudian dapat sejumlah labu, maka langsung dibagikan. Hari ini kita ada jadwal donor 20 orang,” ujarnya.

Uke memaparkan, bagi masyarakat yang memerlukan plasma konvalesen harus membawa calon donor pengganti. Minimal, satu orang donor untuk mengganti dua labu plasma konvalesen.

“Untuk yang perlu, silakan kontak atau datang ke PMI Kota Bandung. Kalau minta 2 labu memang bisa satu orang (donor pengganti). Tapi kalau kebetulan di keluarga ada banyak yang bisa, kita anjurkan semuanya donor,” katanya.

“Kalaupun donor pengganti berbeda golongan, kita tetap terima. Karena nanti kita yang salurkan sesuai mereka yang membutuhkan,” imbuhnya.

Untuk kriteria donor plasma konvalesen, Uke menuturkan, syarat pertama adalah, penyintas yang berusia antara 17 hingga 60 tahun. Khusus bagi donor wanita disarankan yang tidak pernah hamil.

Selain dari sisi medis yang tidak memiliki penyakit penerta, Uke menegaskan, syarat utama yaitu sudah dinyatakan sembuh atau menunjukan hasil negatif berdasarkan keterangan pemeriksaan PCR ataupun pernyataan dokter. Sekurang-kurangnya donor bisa dilakukan empat hari setelah pernyataan negatif tersebut.

“Bawa KTP. Jika telah memenuhi syarat, lalu melalui pemeriksaan medis oleh dokter, kemudian diambil sampel terlebih dahulu. Setelah memenuhi syarat berdasarkan syarat, donor akan diberitahu melalui telepon untuk penjadwalan donor plasma konvalesen,” terangnya.

Menurut Uke, donor yang diperlukan adalah penyintas yang memiliki gejala dan cukup berat. Karena ketika berhasil sembuh, memiliki level antibody lebih bagus ketimbang penyintas tanpa gejala.

Mengingat donor yang diambil berupa plasma, khusus donor konvalesen ini bisa dilakukan per dua minggu. Jika di rentang waktu tersebut penderma plasma konvalesen kembali terkonfirmasi positif, maka ditunggu lagi sampai kembali pulih dan dinyatakan negatif.

“Kalau penyintas sudah donor, biasanya kita diambil lagi 2 minggu kemudian. Kalau tiba-tiba Covid-19 lagi, kita tidak bisa ambil. Tapi kalau sudah sembuh dan ditunggu 14 hari kemudian, maka bisa diambil lagi. Justru secara teoritis antibodinya lebih bagus,” ulas Uke.

Saat ini kapasitas donor plasma konvalesen di PMI Kota Bandung bisa dilakukan sebanyak 20-25 orang per hari. Peningkatan kapasitas donor ini didukung dengan hadirnya 6 unit alat aferesis baru.

“Setiap donor bisa diambil 400-600 cc dan diproduksi jadi 200 cc per labu. Itu kalau memakai mesin dan dengan berat badan di atas 55 atau 60 kilogram. Tapi kalau berat badannya 47 kilogram atau malah kurang, kita ambil manual. Itu paling hanya bisa untuk satu labu,” katanya. (rls)