Permintaan Tinggi, Plasma Konvalesen Sulit Didapat di Sumedang

(Sumber : news.detik.com)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Permintaan plasma konvalesen meningkat tajam seiring masih tingginya kasus COVID-19 di Kabupaten Sumedang. Namun, ketersediaan plasma konvalesen terbatas.

“Pada masa pandemi ini terjadi peningkatan untuk permintaan plasma darah konvalesen,” ungkap Ketua Bidang Satgas Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Kabupaten Sumedang, Iwa Kuswaeri saat ditemui di lapangan, Rabu (28/7/2021).

Iwa menyebutkan total permintaan dan ketersediaan plasma darah konvalesen yang tercatat di RSUD Sumedang dari Januari hingga Juni 2021 mencapai seribu labu lebih dari 71 labu yang tersedia.

“Plasma konvalesen yang terdekat biasanya didapat di area PMI Cirebon dan Bandung,” ujarnya.

Sistem pengobatan model terapi plasma konvalesen dari penyintas telah diterapkan kepada sebagian pasien Covid-19 di RSUD Sumedang. Namun, sulitnya mendapatkan plasma darah serta mahalnya biaya penyembuhan pasien dengan terapi tersebut menyebabkan model pengobatan itu jarang dilakukan.

“Pendonor dan stok plasma di PMI cukup sulit nyarinya, selain itu masalah biayanya yang tidak ditanggung dimana untuk satu unit plasma perlu biaya sekitar 2 juta belum termasuk biaya pengiriman,” terangnya.

Iwa menjelaskan, bagi pasien Covid-19 yang akan melakukan pengobatan dengan terapi plasma konvalesen diharuskan membawa pendonor yang pernah terpapar Covid-19 dengan kriteria khusus, salah satunya telah dinyatakan sembuh selama 2 atau 3 bulan dengan hasil test rapid antigen negatif.

“Sarat lainnya seperti surat keterangan dokter telah sembuh dari Covid-19, Berat badan lebih dari 55 kg, Terus diutamakan pria apabila wanita belum pernah hamil,” terangnya.

Tercatat, sampai hari ini untuk total kasus terkonfirmasi Covid-19 yang telah ditangani RSUD Sumedang berjumlah 1.189 orang. Dari jumlah itu, 956 orang sudah pulang dari rumah sakit baik yang selesai isolasi maupun lanjut isolasi mandiri.

Kemudian, 209 orang meninggal dunia dan ada 24 orang lainnya masih dalam perawatan.

“Secara klinis, baik selesai isolasi ataupun isoman dapat dikategorikan sembuh atau dalam proses perbaikan sehingga tidak memerlukan perawatan lagi di rumah sakit,” pungkasnya. (Sumber : news.detik.com)