Orang Tua Harus Pahami Kebahagiaan Anak

Psikolog Elizabeth Santosa, dalam workshop yang diadakan Nestlé Lactogrow, di Bandung, Rabu (26/9/2018).

Bandung – Orang tua pada umumnya sudah mengerti teori pentingnya mendukung anak tumbuh bahagia, seperti menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Namun pada kenyataannya banyak orang tua yang masih belum bisa memaksimalkan keterlibatan emosional mereka bersama anak meskipun telah susah payah menyisihkan waktu. Demikian dikemukakan Psikolog Elizabeth Santosa, dalam workshop yang diadakan Nestlé Lactogrow, Rabu (26/9/2018).

Menurut Elizabeth, tantangan hidup modern seperti tingkat stres yang Iebih tinggi atau interaksi dengan handphone misalnya, membuat keterlibatan emosional menjadi tantangan baru bagi orang tua dan tekanan hidup modern ini juga berdampak kepada kebahagiaan orang tua itu sendiri.

“Orang tua yang bahagia akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stres dan tantangan hidup dimasa depan, anak-anak ini dihasilkan melalui pola asuh orang tua yang bahagia dan terlibat dalam aktivitas anak,” ujarnya.

Elizabeth menambahkan, untuk mengenal dirinya sendiri, setiap individu khususnya orang tua perlu memahami apa saja sumber kebahagiaan dalam hidup seperti positif afektif (tertawa, damai, pemenuhan diri) atau negatif afektif (marah. sedih, curiga) dan tingkat kepuasan hidup. Hal ini dilakukan agar dapat mengajarkan anak bagaimana arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, dr. Fatima Safira Alatas mengatakan, berdasarkan hasil studi, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mengerti nutrisi seimbang termasuk susu dengan kandungan gizi yang spesiflk untuk melengkapi asupan nutrisi bagi buah hatinya.

“Anak yang mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang akan memiliki saluran pencernaan yang sehat, sehingga dapat menyerap nutrisi dengan baik dan pada akhirnya, anak akan memiliki selera makan dan pola tidur yang baik yang dapat menunjangnya untuk tumbuh dan berkembang secara Iebih bahagia dan optimal.” tuturnya.***

Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung