Masyarakat Waspadai Hujan Besar Disertai Puting Beliung

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya.

KILASBANDUNGNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat bahwa secara umum, seluruh wilayah di Jawa Barat saat ini sudah masuk musim hujan dengan merata sejak minggu lalu , meski belum masuk puncak musim hujan

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya menyatakan bahwa potensi hujan di sebagian wilayah di Jawa Barat terjadi pada siang dan sore hari.

“Di akhir Desember sudah merata, cuacanya didominasi berawan dan hujan terutama di siang dan sore hari, pagi sampai siang itu masih berawan tapi potensi hujannya di siang hingga sore hari, kemudian malam hari potensinya berawan dan hujan ringan,” ucapnya.

Tony meminta masyarakat untuk waspada karena hujan pada minggu-minggu ini terakumulasi pada waktu-waktu tertentu dengan intensitas cukup besar sehingga bisa menimbulkan banjir dibeberapa tempat meski air cepat surut.

“Yang perlu diperhatikan meskipun belum puncak musim hujan tetapi hujan ini terkumpul di saat-saat tertentu, hujan itu hanya satu jam tetapi sangat lebat,” kata Tony, dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Jumat (27/12/2019).

Tomy menghimbau kepada seluruh masyarakat di Jawa Barat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan yang disertai angin kencang yang saat ini sering terjadi di beberapa tempat.

“Ini musim hujan tetapi potensi angin kencang, potensi puting beliung itu masih tinggi karena ada jeda hujan, jadi 1-2 hari cuaca cerah maka biasanya hujan pertamakali berikutnya itu akan disertai angin kecang ,ini terjadi karena terbentunya awan hitan berlapis atau biasa disebut kumulunimbus,”jelasnya.

Tony menyatakan, karena karena hujan yang disertai angin kencang timbul pada waktu-waktu tertentu dengan intensitas cukup besar sehingga masyarakat dihimbau untuk mempersiapkannya, kemungkinan yang akan terjadi.

“Selain menundak aktifitas, masyarakat perlu melihat lagi sekitarnya kalau memang ada bagian rumah yang rawan yang tertiup angin itu diperkuat, kemudian pohon yang terlalu rimbun itu dipangkas,” ujarnya. (Parno)