Kilas Bandung, Rabu (15/8/2018)

KilasBandung – Para pelaku atau seniman tradisional dituntut untuk terus berinovasi agar keberadaan mereka diakui dan langgeng. Dosen dari Institut Seni Budaya Bandung Abah Nanu menjelaskan tanpa adanya kreasi atau inovasi maka kesenian tradisional di Jawa Barat dan Kota Bandung akan mati dengan sendirinya. Nanu berpendapat, inovasi atau kreasi tidak perlu takut melanggar pakem, karena pakem akan tetap terjaga dengan terus menampilkan bentuk seni itu tersendiri.

Berbagai cara dilakukan dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73. Seperti upaya PT Kereta Api Indonesia yang memberikan potongan harga tiket sejumlah perjalanan kereta api jarak jauh untuk keberangkatan tanggal 12 sampai 14 dan tanggal 27 hingga 30 Agustus 2018. Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daops 2 Bandung, Joni Martinus mengatakan, dengan potongan harga ini sejumlah tiket kereta yang sebelumnya berkisar antara Rp 240 ribu-Rp 420 ribu, konsumen cukup membayar Rp 73 ribu. Namun program ini hanya berlaku untuk jurusan Bandung dengan tujuan Solo, Semarang dan Surabaya, dengan total tempat duduk yang disediakan mencapai 376 kursi.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Bandung cukup aktif menggelar berbagai kegiatan, antara lain parade yang bakal digelar pada tanggal 26 Agustus 2018 mendatang. Ketua DPC LVRI Kota Bandung, Patmo Notowisastro menjelaskan, banyaknya kegiatan itu mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Bandung dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 250 juta pertahunnya. Lebih lanjut Patmo menegaskan, anggaran tersebut digunakan untuk sosialisasi kalangan veteran ke masyarakat, serta kegiatan lainnya seperti sosialisasi bahaya narkoba dan terorisme.

Wakil Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial mengungkapkan kebanggaannya terkait 48 atlet nasional dari 21 cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang Asian Games 2018 tersebut merupakan atlet asal Kota Bandung. Oded menuturkan, dengan banyaknya atlet asal kota kembang yang berjuang untuk Indonesia, membuktikan bahwa kota Bandung adalah merupakan gudang atlet berprestasi. Menurut Oded, kondisi ini harus disyukuri dan harus ditingkatkan baik prestasi maupun jumlahnya. Lebih lanjut Oded mengapresiasi, atas pembinaan para atlet yang saat ini sudah jauh lebih baik sehingga kota Bandung bisa berkontribusi besar untuk laga Asian Games 2018.

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah menyiapkan 25 orang tenaga medis dokter, 10 orang dokter spesialis, serta 12 orang tenaga perawat, menyusul ditunjuknya RSHS sebagai salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien atlet maupun official Asian Games ke-18 yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Direktur Utama RSHS Bandung, Nina Susana Dewi mengatakan, selain tenaga medis, pihaknya juga telah menyiapkan jalur khusus di Instalasi Gawat Darurat untuk mempercepat pelayanan kesehatan, 2 unit mobil ambulan dengan standar internasional. RSHS juga menyiapkan ruang VIP Paviliun Parahyangan dengan pelayanan perawatan yang sesuai standar penyelenggara.***