Kilas Bandung, Jumat (8/6/2018)

KilasBandung – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta semua pedagang besar di seluruh pasar tradisional menyediakan beras jenis medium sebagai upaya menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Enggar meminta beras medium tersebut dijual dengan Harga Eceran Tertinggi Rp 8.900/kg. Enggar mengaku sudah melakukan kerjasama dengan Bulog untuk segera memasok beras ke pasar jika terjadi gejolak kenaikan harga.

Untuk melayani kesehatan masyarakat di Kota Bandung, sebanyak 8 Puskesmas tetap akan buka 24 jam selama libur lebaran 2018. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dokter Rosye Arosdiani mengatakan delapan puskesmas itu tersebar di wilayah Bandung bagian barat, timur, selatan dan utara. Selain itu Dinkes Kota Bandung juga menyiapkan beberapa posko kesehatan di terminal dan jalur mudik yang melintasi kota Bandung.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berharap penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 2018 dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Terlebih lagi dengan adanya perluasan penerima manfaat dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia. Menurut Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung Tono Rusdiantono, pemberian bantuan kepada keluarga miskin saat ini dalam bentuk voucher senilai Rp 110 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) perbulannya. Bantuan tersebut dapat dibelikan untuk kebutuhan pokok masyarakat. Pada tahun sebelumnya, kuota Bantuan Pangan Non Tunai di kota Bandung sebanyak 56.000 KPM sedangkan tahun 2018 meningkat menjadi 63.200 KPM dengan 79 e-Warung yang berfungsi sebagai tempat penyalurannya.

Pemerintah Kota Bandung tidak melarang para Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk mencari rejeki di kota kembang ini selama bulan Suci Ramadhan 1439 Hijriyah. Namun Pjs Walikota Bandung, Muhammad Solihin meminta para PKL tersebut harus tertib dan mentaati aturan serta harus toleransi kepada orang lain jangan sampai karena alasan kebutuhan keberadaan PKL tersebut merugikan orang lain.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung meminta kepada para pengusaha angkutan bis untuk tidak hanya memeriksa kelaikan kendaraan tetapi juga kesehatan para pengemudinya.  Kepala Seksi Menajemen Angkutan Dishub Kota Bandung, Iya Sunarya mengatakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah tekanan darah para pengemudi. Oleh karena itu pihaknya merekomedasikan pengadaan alat tensi di pool kendaraan untuk rutin memeriksa tekanan darah para pengemudi. Menurut Iya, kecelakaan kendaraan itu disebabkan oleh 3 faktor yaitu kelaikan kendaraan, kondisi alam dan kondisi kesehatan pengemudi.***