Ketahanan Keluarga Penting untuk Melawan Covid-19

KILASBANDUNGNEWS.COM – Di masa pandemi Covid-19, menjaga ketahanan keluarga menjadi sangat penting. Hal itu diyakini oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bandung, Siti Muntamah.

“Karena ketahanan keluarga yang dijaga dengan baik akan mampu menyikapi baik semua dinamika perubahan, internal maupun eksternal khususnya di masa pandemi saat ini,” kata Umi sapaan akrab Siti Muntamah, belum lama ini.

Menurut Umi, ada empat cara untuk menciptakan ketahanan keluarga. Pertama, memperkuat fungsi keluarga. Kedua, menumbuhkan cinta dan kasih sayang dalam keluarga.

Ketiga, memastikan keluarga menerapkan protokol kesehatan agar tidak menjadi perantara penularan Covid-19. Terakhir, membangun kesejahteraan serta pemulihan ekonomi melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga.

“Ini yang sedang kita gencarkan salah satunya dengan membuka market-market online, mengadakan pelatihan online dan tentu saja koperasi di tengah masyarakat juga tetap berjalan dengan baik,” katanya.

Umi menjelaskan, PKK Kota Bandung berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan keluarga dalam empat kelompok kerja (pokja). Pokja satu, membina mental spiritual termasuk bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.

Pokja kedua, mendidik di dalam keluarga mulai dari bina keluarga balita, perpustakaan keluarga, kader bercerita (story telling). Pokja ketiga, membina keluarga sehat sejahtera melalui sosialisasi B2SA (Beragam Bergizi Sehat dan Aman).

Pokja keempat, membina keluarga terkait perencanaan kesehatan lingkungan seperti pengelolaan dan pemanfaatan sampah, posyandu, dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

“Kita buat sedemikian rupa program-program dari pokja satu sampai empat sesuai dengan tema visi dan misi pembangunan Wali Kota dan Wakil Wali Kota,” jelasnya.

Selain itu, kata Umi, pengembangan Kota Layak Anak (KLA) juga merupakan salah satu unsur dalam ketahanan keluarga yang harus menjadi perhatian semua pihak. Pengembangan KLA didasarkan pada lima kluster, salah satunya lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.

“Korelasinya 100 persen. Semua harus bersatu padu dan menjadi konsentrasi bersama yang ditopang oleh OPD-OPD di lingkungan Pemkot Bandung, PKK, Puspaga, juga ditambah dengan pentahelix yaitu media, pemerintah, masyarakat, dunia usaha yang ramah anak, serta komunitas yang ramah anak,” ujarnya.

Umi menjelaskan, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan. Semua pembangunan di Kota Bandung bertujuan untuk menyejahterakan keluarga.

Keluarga merupakan partikel sosial dari suatu pembangunan. Sehingga eksistensi keluarga menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

“Keluarga juga merupakan subjek pembangunan, tidak hanya sebagai objek. Sehingga harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif,” jelas Umi.

“Tidak akan ada sebuah bangsa dan negara, tidak akan ada sebuah kota, tidak akan ada sebuah kecamatan dan kelurahan, RW dan RT, tanpa di dalamnya ada embrio sosial terkecil yang bernama keluarga,” imbuhnya.

Menurutnya, masa depan bangsa dan negara ini membutuhkan SDM yang berkualitas yang memiliki talenta cemerlang termasuk juga memiliki karakter serta integritas yang sangat tinggi.

“Mengelola sumber daya manusia, sumber daya alam membutuhkan orang-orang cerdas yang dibentuk dalam keluarga,” tuturnya. (rls)