IPRC: RK Masih Berpeluang Besar Pimpin Jabar

KILASBANDUNGNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil masih berpeluang besar untuk kembali memimpin Jawa Barat pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat pada 2023 mendatang. Demikian hasil survei yang dilakukan Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) yang bertajuk “Demokrasi dan Kontestasi Politik 2024: Persepsi Publik di 9 Kabupaten/Kota di Jawa Barat”

Direktur Riset IPRC Leo Agustino memaparkan, dari hasil survei, Ridwan Kamil memiliki 28 persen dari sekitar 200 responden saat dilakukan survei pada 20-30 April 2021 di 9 Kabupaten/Kota di Jabar.

“Kita melakukan survei di Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cirebon,” ucap Leo, kepada wartawan Sabtu (8/5/2021) malam.

Menurut Leo, dalam survei yang dilakukan IPRC, Ridwan Kamil berada di peringkat teratas menjadi salah satu calon terkuat untuk memenangkan Pilgub Jawa Barat pada 2023 mendatang, menyusul Dedi Mulyadi yang meraih 4,8 persen koresponden serta Deddy Mizwar dan Akhmad Syaikhu yang berada di urutan tiga dan empat dengan pemilih 2,8 persen.

“Ini kan penelitian yang saya kira sangat awal, sehingga imagi para responden itu masih kekal di tahun 2018 maka dari itu tidak heran lima teratas itu masih muka-muka lama,” katanya.

Sementara itu,Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Muradi mengatakan peluang Ridwan Kamil untuk kembali menjabat dua periode di Jawa Barat terbuka sangat lebar.

“Kultur politik di Jawa Barat memang rada konservatif sehingga tidak mudah untuk bergeser. Mereka lebih memilih RK ketimbang calon laon, walaupun RK isunya maju ke nasional, karena mereka berharap ya udah RK satu kali aja,” tuturnya.

Selain itu menurut Muradi, karakter pemilih Jawa Barat sejak tahun 1955 hingga saat ini masih tetap sama, dimana secara politik hanya memiliki dua basis, yaitu keagamaan dan sekuler atau nasionalis.

“Wilayah Pantura, Purwakarta Cirebon dan Karawang itu basisnya lebih banyak nasionalis,Depok, Kota Bogor, Ciamis itu campuran dan itu dari tahun 1955 hingga hari ini tidak berubah,” ujarnya. (Parno)