Ingatkan Bahasa Ibu, Disparbud Jabar Gelar Riksa Budaya Sunda

Logo Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Barat

Bandung – Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia yang memiliki identitas dan karakteristiknya masing-masing khususnya di Indonesia yang memiliki suku bangsa beragam, karenanya penjagaan keberadaan aset-aset kebudayaan daerah harus menjadi prioritas khususnya masyarakat. Jawa barat yang merupakan Provinsi di Indonesia yang mempunyai misi dalam menciptakan kehidupan sosial bermasyarakat yang berbudaya.

Upaya pelestarian dan menjaga kebudayaan adalah salah satu bentuk dalam melaksanakan pembangunan karakter masyarakat dimana tanggung jawab pembangunan karakter ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi banyak pihak yang berperan serta dalam memelihara kelestarian Budaya Sunda, khususnya meliputi bahasa, sastra dan aksara.

Menurut Ahli Bahasa Kementrian Pembangunan Daerah, Prima Yulia Nugraha, alat terkuat dalam melestarikan warisan tangible (budaya benda) dan intangible (budaya tak benda) adalah bahasa,  karena tanpa bahasa, keilmuan dan teknologi tidak akan berkembang seperti sekarang, begitu juga terhadap budaya, bahasa menjadi alat terkuat.

“Bahasa ibu mengenalkan anak kepada lingkungan dan budaya,  jadi tempat anak menyerap esensi budaya sekitar, tidak ada bahasa primitif, bahasa dibangun dari kebiasaan dan tradisi begitu juga bahasa ibu,” katanya.

Untuk merealisasikan dari penjagaan budaya khususnya di Jawa Barat, Dinas  Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan BEM Hima Pensatrada Departemen Pendidikan Bahasa Sunda Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan kegiatan Riksa Budaya Sunda.

Kegiatan Riksa Budaya Sunda diselenggarakan untuk memperingati juga hari bahasa Ibu Internasional yang bertepatan pada tanggal 21 Februari, dan kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 1983 yang kala itu bernama Cerdas Cermat Basa Sunda.

Pada tahun 2019 ada empat mata lomba untuk tingkat SD/sederajat se-Bandung Raya, lima mata lomba untuk tingkat SMP/sedejarat se-Jawa Barat, dan delapan mata lomba untuk tingkat SMA/sederajat se-Jawa Barat dengan tema kegiatan “Subaya Nyangga Budaya dina Ngariksa Basa Sunda”.

Beberapa kegiatan Riksa Budaya Sunda yang berlangsung dari tanggal 30 Januari 2019 – 20 Februari 2019 ini meliputi:

  1. Pasanggiri Maca Sajak tingkat SMP/sederajat dan SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  2. Pasanggiri Kawih Murangkalih tingkat SD/sederajat se-Bandung Raya, Pasanggiri Pupuh SMP/sederajat dan Kawih SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  3. Pasanggiri Ngadongeng tingkat SD/sederajat se-Bandung Raya, SMP/sederajat dan SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  4. Pasanggiri Aksara Sunda tingkat SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  5. Pasanggiri Presenter Basa Sunda tingkat SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  6. Pasanggiri Calakan Telik Basa Sunda (CTBS) tingkat SMP/sederajat se- Jawa Barat.
  7. Pasanggiri Debat Bahasa Sunda tingkat SMA/sederajat se-Jawa Barat.
  8. Pasanggiri Biantara SD/sederajat se-Bandung Raya, SMP/sederajat dan SMA/sederajat se-Jawa Barat.

Kemudian Eksebisi (Pameran) dan Bazar, Pintonan Seni Tradisional Sunda, Festival Kuliner Sunda dan Festival Kaulinan Barudak.***


Rep: Suparno Hadisaputro